Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Bambang pun juga menyebut bahwa untuk anak muda sebenarnya bisa lebih fleksibel untuk menempatkan investasinya dibandingkan orang tua karena punya jangka waktu yang lebih panjang.
Hanya saja, tidak disarankan untuk pilih instrumen investasi yang beresiko tinggi walaupun ada potensi imbal hasil yang lebih besar daripada jenis instrumen lainnya.
“Yang tidak boleh adalah saham derivatif, saham yang bukan Blue Chip. Bahkan saham blue chip pun harus dilimitasi maksimal 20%,” imbuh Bambang.
Baca Juga: Kalangan Pengusaha Respons Positif Kebijakan Terbaru Program JHT
Adapun, urutan instrumen investasi yang menjadi prioritas Bambang untuk jaminan di hari tua ialah dana penisun iuran pasti, anuitas, SBN, obligasi korporasi, reksadana, saham blue chip, dan properti. Intinya, perlu diperhatikan bahwa imbal hasil harus bisa lebih besar daripada bunga inflasi namun tingkat risikonya medium.
Sementara itu, perlu juga melakukan review setiap tahun terhadap portofolio investasi yang dimiliki. Alasannya, semakin mendekati masa pensiun sehingga proporsi alokasi aset harus disesuaikan dengan tingkat risiko.
Selain investasi, Bambang pun menyarankan untuk seseorang agar memiliki proteksi berupa asuransi kesehatan yang setidaknya bisa mencakup rawat inap, rawat jalan, kaca mata dan gigi. Selanjutnya, proteksi asuransi kecelakaan juga diperlukan karena ada risiko tinggi terkait patah tulang bagi orang tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News