Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat kondisi daya beli masyarakat jadi sorotan, sektor korporasi terbilang lebih tahan banting. Sebab, kualitas kredit di korporasi justru terlihat membaik dibandingkan sektor-sektor lain.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), NPL korporasi per kuartal III-2024 berada di level 2,17%. Ini menjadi level terendah pada periode kuartalan sepanjang 2024 berjalan.
Ini berbanding terbalik dengan kredit sektor UMKM yang menanjak menjadi 4% di September 2024. Ditambah, sektor properti yang juga dalam tren mendaki jadi 2,69% di Oktober 2024.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Royke Tumilaar bilang sektor korporasi tetap dalam kondisi baik. Meskipun, segmen kecil terdampak oleh pelemahan daya beli masyarakat.
Ia melihat melihat secara potensi kredit korporasi masih sangat besar dengan fokus pemerintah baru pada proyek strategis nasional serta hilirisasi dan sektor-sektor unggulan pada asta cita.
Baca Juga: Meneropong Prospek Saham Emiten Bank di 2025, Seperti Apa Rekomendasinya
“Sehingga kami melihat secara kualitas ke depannya akan tetap terjaga dengan pertumbuhan yang baik,” ujar Royke (13/12).
Royke bilang seiring fokus BNI untuk ekspansi yang prudent pada Top Tier client menunjukkan tren perbaikan pada NPL rasio di segmen Korporasi BNI yang berada pada kisaran 1%. Ia pun optimis ke depannya, NPL Korporasi ini juga akan terus terjaga.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan berpandangan NPL korporasi ini terlihat lebih kecil karena diimbangi dengan portofolio kredit yang jauh lebih tinggi. Namun, ia memang melihat itu ada potensi risiko ke depannya.
“Bisa saja sebagai resiko. Namun tentu saja harus dilihat apakah pertumbuhan tinggi tersebut ada di high risk atau low risk,” ujar Lani.
Lebih lanjut, ia melihat sejatinya permintaan kredit korporasi juga sebenarnya masih tinggi. Hanya saja, tantangannya lebih ke bunga kredit korporasi yang terkadang kurang menarik.
“Ada faktor risiko tinggi dengan margin yang sangat tipis,” ujar Lani.
Untuk CIMB Niaga sendiri, Lani melihat kualitas aset tetap terjaga baik, di UMKM dan juga korporasi. Meskipun, untuk korporasi, pertumbuhan kreditnya relatif lebih rendah dari pasar.
Secara umum, ia melihat kualitas kredit di CIMB Niaga masih terlihat tidak ada pemburukan. Setidaknya, NPL secara umum terjaga di level 2%.
Baca Juga: Lampaui Target! Perusahaan Plat Merah Sudah Setor Dividen Rp 86,4 Triliun
EVP Corporate and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F Haryn bilang di tengah ketidakpastian global, aktivitas pemberian kredit kepada nasabah memerlukan penerapan prinsip kehati-hatian secara disiplin.
Hera menyebutkan hal ini dilakukan di antaranya melalui diversifikasi kredit untuk memitigasi risiko konsentrasi kredit dan pemantauan kualitas kredit secara proaktif.
“BCA juga membentuk tingkat Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) kredit yang memadai guna mengantisipasi penurunan kualitas aset,” ujarnya.
Selanjutnya: Dapatkah Kripto Menjadi Emas Baru? Menelusuri Masa Depan Sebagai Aset Safe-Haven
Menarik Dibaca: Daerah Ini Alami Hujan Petir, Simak Prakiraan Cuaca Besok (16/12) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News