kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski DPK Melambat, BI Sebut Ketahanan Perbankan Masih Kokoh


Kamis, 22 September 2022 / 16:40 WIB
Meski DPK Melambat, BI Sebut Ketahanan Perbankan Masih Kokoh
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers melalui fasilitas live streaming di Jakarta, Selasa (31/3/2020).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan melambat, Bank Indonesia (BI) menyebut ketahanan perbankan tetap kokoh. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal alias Capital Adequacy Ratio (CAR) Juli 2022 tetap tinggi sebesar 24,86%. 

“Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bruto sebesar 2,90% dan NPL net di level 0,82% per Juli 2022,” ujar Perry secara virtual pada Kamis (22/9).

Sebenarnya, himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih mengalami perlambatan hingga Agustus 2022. Perry menyatakan pertumbuhan DPK meningkat sebesar 7,77% secara tahunan alias year on year (YoY) per Agustus 2022. 

“Lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2022 sebesar 8,59%. Perlambatan DPK dikontribusikan oleh peningkatan konsumsi masyarakat, belanja modal korporasi, dan preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain yang terindikasi dari nilai kepemilikan surat berharga negara (SBN),” tuturnya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik Jadi 4,25%, BI: Transmisi ke Bunga Bank Butuh Waktu 3-6 Bulan

Ia menyatakan hasil simulasi bank sentral juga menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun, sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya pada laju pemulihan intermediasi ke depan. 

BI melihat fungsi intermediasi perbankan terus meningkat di kuartal ketiga 2022. Bank sentral mencatatkan pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 tercatat sebesar 10,62% YoY.

Perry menyatakan pertumbuhan kredit ini ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi. Ia menyatakan pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7% YoY pada Agustus 2022. 

"Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor pertanian, industri, konstruksi, dan perdagangan," paparnya. 

Ia menyatakan suku bunga perbankan masih dalam tren menurun. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 44 bps menjadi 2,90% pada Agustus 2022 dari Agustus 2021. 

"Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 48 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%. Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut," katanya. 

Baca Juga: Bunga BI Naik, Bunga Simpanan dan Bunga Kredit Justru Turun

Lanjut Perry, kinerja korporasi tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor pertanian, pertambangan, industri, dan perdagangan, serta penerimaan pajak dari korporasi yang meningkat.

Kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen.

"Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 16,77% pada Agustus 2022, terutama didukung oleh segmen mikro," pungkas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×