Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank swasta yang telah meneken kerja sama dengan PT Askrindo dan PT Jamkrindo terkait penjaminan kredit UMKM dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) tak mau tergesa-gesa berekspansi. Ini berbeda dengan yang dilakukan oleh bank pelat merah yang juga mendapat penjaminan serupa.
Selasa (7/7), empat bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), empat bank daerah, dan lima bank swasta teken kerja sama dengan Askrindo dan Jamkrindo. Ini merupakan tindak lanjut dari terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 71/2020.
Baca Juga: Optimalkan dana PEN, Bank Mandiri fokus garap sektor pendukung padat karya
Melalui kerja sama ini, baik Askrindo maupun Jamkrindo bakal menjamin hingga 80% tunggakan pokok atau bunga dari nilai plafon. Adapun nilai plafon maksimal yang bisa diberikan adalah Rp 10 miliar. Sementara premi penjaminan sepenuhnya akan ditanggung pemerintah. Sebagai catatan, pemerintah mengalokasikan Rp 1 triliun untuk premi penjaminan tersebut.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) salah satu bank yang teken kerja sama mengaku tak mau buru-buru menggelar ekspansi meski penjaminan kredit kini ditanggung pemerintah. “Tidak ada target penyaluran kreditnya, situasi pandemi seperti ini sulit membaca kecepatan pemulihan ekonomi,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja kepada Kontan.co.id, Rabu (8/7).
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT National Nobu Tbk (NOBU) Suhaimin Johan. Ia bilang masih menakar segmen UMKM apa yang bisa jadi bidikan ekspansi perseroan.
“Kami akan ikuti arahan regulator, termasuk sektor usaha apa yang bisa bergerak untuk pemulihan ekonomi. Saat ini target ekspansi juga masih kami susun,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Gagal bayar KSP Indosurya, ini peranan dua tersangka baru
Kondisi ini berbeda dengan bank pelat merah yang dapat fasilitas penjaminan serupa. Maklum, selain dapat penjaminan, bank pelat merah juga mendapat penempatan dana senilai Rp 30 triliun sebagai bekal ekspansi. Adapun secara total, Himbara menargetkan dari dana tersebut bisa disalurkan kredit senilai Rp 188,55 triliun.
Sedangkan buat bank swasta mereka mesti merogoh kocek likuiditasnya sendiri. Meski demikian, sejumlah bank swasta lainnya cukup berminat menggelar kerja sama serupa. Fasilitas penjaminan hingga 80% tunggakan, dan premi yang dibayar pemerintah jadi daya tarik.
“Eksposur UMKM kami sebenarnya tidak besar hanya sekitar 14% dari portofolio, namun kami memang berencana ikut serta dalam program penjaminan tersebut. Kami akan masuk ke segmen UMKM dengan sangat selektif,” kata Direktur Business Support PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) Sadhana Priatmadja.
Baca Juga: OJK: Dengan restrukturisasi kredit, kewajiban pencadangan berkurang Rp 103 triliun
Sementara Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah juga mengaku tengah menjajaki kerja sama serupa. Senada, ia pun mengaku perseroan bakal sangat selektif menyalurkan kredit anyar kepada UMKM.
Adapun Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari bilang bagi bank yang berminat berpartisipasi dalam program ini dapat langsung berhubungan dengan para perusahaan penjamin.
“Prinsipnya B2B, sejauh bank dapat memenuhi kriteria sesuai PMK 71/2020 bisa langsung berhubungan dengan Askrindo, dan Jamkrindo,” katanya.
Baca Juga: DPK bank cilik menciut sementara bank jumbo menggemuk, ini kata bankir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News