Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat kredit perbankan tercatat tumbuh hingga dua digit, pemanfaatan terhadap fasilitas kredit yang dimiliki oleh debitur justru masih mini. Hal tersebut tercermin dari masih meningkatnya fasilitas kredit perbankan yang belum ditarik alias undisbursed loan.
Secara industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit menganggur perbankan senilai Rp 2.154 triliun per Agustus 2024. Angka tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2.037 triliun.
Secara rinci, bank-bank dalam Kelompok Bermodal Modal Inti (KBMI) 3 menjadi kontributor terbesar dengan senilai Rp 850 triliun. Selanjutnya, ada bank-bank KBMI 4 yang juga mencatat fasilitas kredit yang belum ditarik senilai Rp 802 triliun.
Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk, Ini Penyebabnya
Hal tersebut sejalan juga dengan apa yang terjadi di PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mencatat kredit menganggur senilai Rp 104,1 triliun per September 2024. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu masih senilai Rp 94,7 triliun yang artinya naik 9,9% secara tahunan (YoY).
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menilai kredit menganggur di CIMB Niaga masih tergolong stabil. Di mana, kredit menganggur milik CIMB Niaga tersebar di banyak sektor.
Ia bilang kredit menganggur saat ini lebih banyak dikarenakan pada debitur memiliki kecenderungan menunggu bunga turun. Sebab, awalnya ada harapan agar bunga juga akan segera turun.
“Namun kita lihat perkembangan sekarang dengan situasi secara global dan selesainya pemilu di AS,” ujar Lani, Kamis (7/11).
Baca Juga: Ekonomi Sedang Tak Baik, Kredit Nganggur Naik
Hal serupa juga terjadi di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) dengan kredit menganggur per September 2024 senilai Rp 7,4 triliun. Capaian tersebut mengalami pertumbuhan dari periode sama tahun lalu senilai Rp 7,1 triliun.
Hanya saja, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi bilang jika memantau perkembangannya dari pertengahan tahun ini terdapat penurunan kurang lebih 13,1%.
Ia melihat hal ini disebabkan di antaranya oleh mulai terlihatnya arah kebijakan pemerintahan yg baru sehingga para pelaku usaha tidak lagi wait and see.
Hal tersebut juga tercermin dari segmen korporasi yang paling banyak terlihat penarikannya. Di mana kredit menganggur pada segmen ini turun 21.1% lebih tinggi dibandingkan dengan segmen yang lain.
“Korporasi mulai menggunakan fasilitas kredit yg dimiliki baik untuk modal kerja maupun investasi,” ujar Yuddy.
Baca Juga: Tren Deflasi Beruntun Sebabkan Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk
Sementara itu, kenaikan juga terjadi pada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan mencatat kredit menganggur senilai Rp 390,6 triliun per September 2024. Adapun, ada pertumbuhan sekitar 4,1% jika dibandingkan pada posisi September 2023.
Menanggapi hal tersebut, EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn bilang pihaknya selalu menyalurkan kredit ke berbagai sektor untuk menunjang program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.
Di mana, hal tersebut tercermin pada total kredit yang disalurkan BCA secara bank only masih mampu naik 14,4% YoY menjadi Rp 851,0 triliun per September 2024. Ditopang oleh meningkatnya pembiayaan di semua segmen, seperti UKM, Korporasi, hingga kredit konsumer.
“Mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dan inflasi yang terkendali, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan,” ujar Hera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News