Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) optimis bisnis gadai tahun depan akan semakin deras. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo menyebut tahun depan diproyeksi bisnis pembiayaan pegadaian tumbuh 17% secara tahunan baik konvensional maupun syariah.
“Tahun depan kita bisa tumbuh 17% untuk pembiayaan di kondisi seperti saat ini maupun tahun depan tidak mudah. Tapi kami optimis mencapai, karena kami punya produk unggulan bisa dipilih oleh masyarakat,” ujar Harianto pekan lalu.
Baca Juga: Kembangkan produk, Pegadaian gandeng Himpunan Kawasan Industri
Adapun hingga penghujung tahun, Harianto memproyeksi pegadaian bisa merealisasikan pertumbuhan pembiayaan sekitar 17% menjadi Rp 46 triliun. Tahun depan, Harianto menyebut setidaknya ada tantangan dari aspek makro ekonomi.
Kendati demikian, Harianto menyebut telah menyiapkan strategi dengan mengakselerasi berbagai produk yang masih kecil. Ia mencontohkan seperti harum haji, rahan tanah, dan arum safar (pembiayaan umroh). Selain itu, pegadaian juga ingin membidik pembiayaan ultra mikro plafon di bawah Rp 10 juta.
Di sisi gadai emas, Harianto menargetkan volume penjualannya dipatok bakal mencapai 5,4 ton pada 2020, naik 2 ton dibandingkan 2019 sebanyak 3,4 ton. Guna mendorong bisnis emas, pegadaian mengoptimalkan tabungan emas.
Hingga Oktober 2019, omzet tabungan emas mencapai Rp 2,15 triliun, naik 135,45% dibandingkan dengan Oktober 2018 senilai Rp 913,15 miliar.
Baca Juga: Ini aturan jam operasional truk saat libur Natal dan tahun baru
Sedangkan untuk bisnis gadai saham, Harianto ingin bisnis baru ini bisa lebih meningkat di 2020. Ia mengaku saat ini kendalanya adalah untuk melakukan kolaborasi dengan perusahaan sekuritas.
“Ini kan baru, jadi targetnya tinggi. Akhir tahun ini outsanding-nya hampir mencapai Rp 110 miliar. Tahun depan, targetnya Rp 450 miliar. Caranya dengan kerja sama dengan perusahaan sekuritas. Saat ini ada dua perusahaan, harapannya masih banyak lagi,” pungkas Harianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News