Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan tahun ini diperkirakan masih bakal susut. Alasannya, meski Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan bunga acuan di 6%, mayoritas bank masih melakukan penyesuaian terkait kenaikan bunga acuan sepanjang tahun 2018 lalu.
Walau demikian, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memperkirakan NIM perseroan tahun ini setidaknya bisa dijaga di level stabil meski ada resiko penurunan.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan target NIM perseroan tahun ini berada di kisaran 5,2% hingga 5,3%. Jumlah ini relatif stabil dengan capaian di akhir 2018 lalu yang mencapai 5,3%.
"Perkembangan NIM kami sejalan dengan industri perbankan," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (25/2).
Untuk menjaga NIM di level stabil, Anggoro mengungkap pihakya sudah mempersiapkan senjata untuk meredam penurunan. Salah satunya yakni dengan mengkaji ulang pricing aset secara selektif untuk peningkatan yield.
Di samping itu, tahun ini perseroan bakal lebih memfokuskan ekspansi kredit kepada debitur-debitur potensial sehingga mampu menghasilkan potensi pendapatan bunga yang maksimal dan perbaikan dari sisi kualitas aset.
"Untuk DPK (dana pihak ketiga) kami akan fokus pada dana murah dengan peningkatan layanan berbasis digital melalui e-channel BNI," sambungnya.
BNI memang telah beberapa kali menyerukan bakal menggenjot ekspansi bisnis ke arah digital terutama layanan transaksi nasabah korporasi dan lembaga negara untuk menekan biaya dana alist cost of fund (CoF).
Dus, dengan strategi CoF yang rendah tersebut bank berlogo 46 ini setidaknya mampu menjaga tingkat bunga kredit di level stabil yang pada akhirnya berdampak pada perbaikan NIM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News