kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,59   7,24   0.78%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski pendapatan naik, laba BFI Finance stagnan di kuartal III ini


Jumat, 25 Oktober 2019 / 12:14 WIB
Meski pendapatan naik, laba BFI Finance stagnan di kuartal III ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran di BFI Finance Tengerang Selatan, Senin (10/6). Sampai kuartal III 2019, BFI Finance mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,09 triliun atau sama dengan realisasi tahun lalu. ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/05/2019.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan laba bersih PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) stagnan. Sampai kuartal III 2019, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,09 triliun atau sama dengan realisasi tahun lalu.

Meski laba stagnan, pendapatan perusahaan naik 3,2% yoy menjadi Rp 2,97 triliun. Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance Sudjono menjelaskan peningkatan pendapatan tersebut berkat keberhasilan perseroan mengelola bisnis secara efektif dan efisien. Serta dengan menekan biaya kredit (cost of credit) menjadi 1,83%.

Baca Juga: Berkat produk ritel, pembiayaan konsumer Bank Mandiri Syariah di Sumatra naik

“Pergerakan positif ini cukup melegakan, karena sepanjang 2019 pertumbuhan industri pembiayaan secara umum hanya bertumbuh di kisaran 3%, atau di bawah target awal di angka 6%,” kata Sudjono dalam rilis, Jumat (25/10).

Sedangkan nilai pembiayaan baru dari Juli hingga September 2019 sebesar Rp 4,18 triliun. Dari jumlah tersebut, komposisi pembiayaan BFI Finance berasal dari pembiayaan mobil sebesar 67%, motor sebesar 17%, alat berat dan mesin 14%, serta sisanya diikuti oleh pembiayaan properti, syariah, dan pembiayaan lainnya.

Dari sisi jaringan, sampai dengan kuartal III 2019, BFI Finance telah berhasil menambah dari sebelumnya 389 outlet pada periode yang sama tahun lalu menjadi 401 outlet. Dari total outlet tersebut, 45 di antaranya melayani pembiayaan syariah.

Baca Juga: Kemenpar dan SMF lanjutkan kerja sama, biayai homestay di Mandalika, NTB

Menurut Sudjono, industri multifinance tertekan, khususnya pembiayaan kendaraan bermotor (KKB) tengah melambat karena terjadi perubahan perilaku konsumen dan daya beli masyarakat yang menurun. Hal ini dibarengi pembiayaan di sektor modal kerja dan investasi yang paling banyak mengalami pelemahan akibat turunnya harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×