Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital telah membuat industri perbankan kian bersaing untuk meningkatkan transaksi digitalnya. Hanya saja, itu tak semerta-merta membuat semua bank langsung mengubah semua layanan menjadi digital.
Sebut saja, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang belum terburu-buru mengubah model operasional dan bisnisnya menjadi fully digital. BRI menilai belum semua nasabah sudah nyaman dengan transaksi digital.
“Bila memang masyarakatnya belum fully digital, ya kita tak bisa mendigitalkan. Maka itu, bila kita fully digital-kan, tak akan jalan,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangannya (17/9).
Memang, Sunarso bilang kinerja platform digital yang dimiliki BRI terus meningkat. Hal itu terlihat dari kinerja mobile banking BRImo yang penggunanya hingga paruh pertama tahun ini telah mencapai 27,8 juta atau tumbuh 50,6% secara tahunan.
Baca Juga: Per Agustus 2023, Bank Mandiri Salurkan KUR Sebesar Rp 20,52 Triliun
Sementara itu, nilai transaksi BRImo pada periode yang sama mancapaiRp1.896 triliun dan tumbuh sekitar 76,3% dari Rp 1.075,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Transaksi keuangan melalui BRImo hingga semester I 2023 atau pada 6 bulan pertama tahun ini mencapai 1.377,6 miliar kali.
Di sisi lain, Sunarso melihat masyarakat masih senang bertransaksi menggunakan uang tunai. Ini terbukti dari Agen BRILink yang dalam setahun volume transaksinya mencapai Rp 1.300 triliun-Rp 1.400 triliun.
“Apa yang kita kerjakan sekarang, itulah yang kita sebut Hybrid Bank Strategy. Dan Hybrid Bank Strategy itu yang paling sederhana adalah agen,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News