kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,05   4,30   0.48%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Modal bank kecil bisa tergerus gara-gara corona? Begini kata bankir


Rabu, 22 April 2020 / 18:16 WIB
Modal bank kecil bisa tergerus gara-gara corona? Begini kata bankir
ILUSTRASI. Nasabah Bank Mandiri Taspen melakukan transaksi melalui Smart By System di kantor Pusat Bank Mandiri Taspen.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi permodalan perbankan terancam tergerus di tengah situasi ekonomi yang belum stabil akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19). Pasalnya, seiring dengan melambatnya aktivitas ekonomi masyarakat, risiko kredit perbankan terus menggunung.

Walau ada relaksasi aturan berupa restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank yang punya modal mini tetap saja cenderung lebih rentan terpapar risiko. Terutama bank di kelompok BUKU I dan II yang punya modal inti di bawah Rp 5 triliun.

Namun kabar baiknya, sejumlah bank kecil yang dihubungi Kontan.co.id menilai kondisi rasio permodalan saat ini masih cukup untuk menghadapi risiko akibat perlambatan ekonomi. PT Bank Mandiri Taspen (Mantap) misalnya yamg menyebut sampai dengan kuartal I-2020 lalu posisi capital adequacy ratio (CAR) masih di level 19,2%.

Baca Juga: Pengamat: Virus corona bisa menggerus modal bank kecil

Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso menilai rasio tersebut sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan batas minimal sesuai profil risiko yang ditetapkan regulator.

Meski begitu, perseroan juga tidak tinggal diam. Untuk menjaga rasio CAR terutama yang disebabkan oleh kredit bermasalah di masa pandemi, Bannk Mantap akan memanfaatkan relaksasi dari regulator. 
"Relaksasi ini memperbolehkan debitur yang direstrukturisasi dikategorikan tetap pada kolektabilitas lancar," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/4).

Perseroan juga memprioritaskan lebih dulu debitur yang masih punya prospek usaha ke depan setelah masa Covid-19 berakhir. "Bank Mantap optimistis modal kami masih mampu mengakomodir risiko yang akan timbul," tegasnya.

Begitu juga dengan PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) yang menyebut posisi CAR terjaga di atas 18% di awal tahun 2020. Menurut Direktur Keuangan BSS Henky Suryaputra posisi tersebut dirasa masih cukup untuk jangka pendek.

Namun, apabila sekiranya dibutuhkan tambahan modal untuk menghadapi kondisi saat ini, perseroan meyakni pihak pemegang saham akan langsung menginjeksi. 

"Dengan komitmen dari pemegang saham, selama ini tidak ada kendala untuk suntikan modal," katanya. 

Misalnya saja Henky mengatakan, sejak tahun 2012 silam pemegang saham telah menyuntikkan modal senilai Rp 1,2 triliun. Artinya, bila dibutuhkan tambahan modal tentunya bank yang mayoritas sahamnya dimiliki PT Sampoerna Investama ini bisa segera memenuhi kebutuhan.

Baca Juga: Taipan ramai-ramai angkat kaki dari bank cilik, siapa saja mereka?

Senada, Direktur PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) I Made Mudiastra mengungkap saat ini posisi CAR ada di level 17,96%. Kendati terbilang kecil, posisi tersebut menurutnya sudah cukup untuk menghadapi perlambatan ekonomi. "CAR tersebut sudah sesuai aturan, antara lain pemenuhan CKPN sesuai PSAK 71," ujarnya.

Di sisi lain, Made juga tidak memungkiri bahwa ada potensi modal bank bakal tergerus akibat kenaikan risiko kredit. Maksimal, akibat pandemi ini CAR perbankan bisa turun 1%-2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×