kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Modal cekak, laba Bank Banten terus tergerus


Selasa, 29 September 2020 / 14:40 WIB
Modal cekak, laba Bank Banten terus tergerus
ILUSTRASI. maizal.walfajri-dok. Bank Banten. 3 jaringan kantor dan ATM Bank Banten tak terdampak tsunami


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) belum mampu memperbaiki kinerjanya hingga kini, sampai semester I-2020, perseroan masih mencatat rapor merah dengan kerugian mencapai Rp 99,98 miliar.

Tak cuma masih membukukan kerugian, aspek intermediasi perseroan juga tercatat lesu tahun ini. Penyaluran kredit perseroan tercatat melorot hingga 27,8% (ytd), dari Rp 5,33 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 3,84 triliun akhir Juni 2020.

Ini pula yang bikin pendapatan bunga perseroan anjlok sedalam 59,57% (ytd), dari Rp 553,87 miliar pada akhir tahun lalu menjadi Rp 223,89 miliar pada Juni 2020.

Baca Juga: Bank Banten batal manfaatkan penempatan dana LPS, kenapa?

“Pendapatan bunga bersih kami masih positif, namun memang sulit ditingkatkan, karena ekspansi kami terbatas oleh kondisi modal saat ini. Makanya sangat berpengaruh terhadap pendapatan bunga tiap tahun yang menurun,’ katanya dalam paparan publik daring, Selasa (29/9).

Capital adequacy ratio (CAR) perseroan memang melulu tergerus sejak Pemprov Banten mengambil alih perseroan yang sebelumnya bernama Bank Pundi.

Bahkan sampai Juni 2020, CAR perseroan sudah berada dalam level yang sangat mengkhawatirkan sebesar 8,02%, merosot 104 bps dibandingkan akhir tahun lalu sebesar 9,06%.

Adapun total modal yang ada di kas perseroan cuma Rp 69,52 miliar. Anjlok hingga 60,04% (ytd) dibandingkan Desember 2019 senilai Rp 173,99 miliar.

Di sisi lain, likuiditas perseroan juga tak bisa jadi bekal buat ekspansi. Mengingat dana pihak ketiga juga ambruk hingga 17,59% (ytd). Sedangkan loan to deposit ratio tercatat makin ketat dari 95,59% akhir tahun lalu menjadi 103,87% pada Juni 2020.

“CAR membuat ekspansi kredit menjadi terbatas, bahkan ada aset kredit yang kami jual untuk memenuhi likuiditas,” sambung Kemal.

Guna kembali menambal permodalan, saat ini perseroan memang tengah menyiapkan aksi korporasi via hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. Kemal menaksir perseroan bakal mendapat dana Rp 1,55 triliun hingga Rp 3,04 triliun.

Tambahan dana tersebut juga diprediksi bakal meningkatkan CAR perseroan pada level 45%-50% sehingga dapat membantu ekspansi perseroan, dan oleh karenanya dapat meningkatkan kinerja.

Sayangnya, pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) yaitu Pemprov Banten tak akan mengucurkan dana segar, melainkan dana rekening kas umum daerah (RKUD) yang selama ini disimpan Pemprov di perseroan.

“Memang dana dari Pemprov bukan dana segar, namun tetap signifikan dampaknya, karena kami bisa menjadi BUKU 2 sehingga lebih leluasa melakukan ekspansi. Kemudian rasio keuangan juga bakal meningkat,” sambungnya.

Baca Juga: Tujuh bank BUKU I tinggal punya waktu sekitar 3 bulan untuk penuhi modal minimum

Sebagai tambahan, rights issue perseroan juga akan diawali dengan aksi reverse stock 10:1. Ini terkait ketentuan Bursa Efek Indonesia yang melarang harga pelaksanaan rights issue berada di bawah harga saham emiten.

Asal tahu, kini harga BEKS yang diperdagangkan berada pada level terendah Rp 50 per lembar. Sementara harga wajar saham Bank Banten Rp 4,68 per lembar.

“Reverse Stock dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat struktur keuangan. Right issue tidak akan terealisasi tanpa adanya Reverse Stock karena ketentuan bursa.” ungkap Kemal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×