kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Modal ventura: Startup Indonesia siap terima dana


Selasa, 07 November 2017 / 19:30 WIB
Modal ventura: Startup Indonesia siap terima dana


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis usaha rintisan berbasis teknologi atau startup bekembang pesat di Indonesia. Pasalnya, startup mampu memberikan solusi berbagai perosalan yang ada di Indonesia.

"Indonesia adalah negara yang luas dengan pasar besar yang dibuat dari kelas yang baru bertumbuh pesat berbasis mobile pertama dan mulai menjadi tech savvy, sehingga dapat melahirkan teknologi startup yang memberi solusi untuk bisnis tradisional," ungkap Donald Wihardja, Wakil Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) & Partner of Convergence dalam Startups Outlook 2018 and Fintech, Selasa (7/11) di Jakarta.

Donald memaparkan, Indonesia sudah siap menerima suntikan dana bagi startup. Dari berbagai indikator, Indonesia bisa menjadi pasar dan membutuhkan lebih banyak perangkat yang memudahkan transaksi keuangan. 

Berdasarkan data makroekonomi, 17 juta atau 1% masyarakat Indonesia sudah menggunakan kartu kredit. Sebanyak 113 juta orang atau 36% sudah memiliki rekening bank. Terdapat 53 juta UMKM yang berkontribusi sebanyak 59% dari Produk Domestik Bruto Indonesia.

Selain itu pengguna e-commerce di Indonesia sudah mencapai 41%. Terdapat sebanyak 133 juta pengguna internet dan 69% di antaranya menggunakan perangkat telepon. Sedangkan pengguna handphone mencapai 172 juta setara dengan 66%, dengan 43% di antaranya menggunakan telpon pintar.

Selain itu dari tujuh unicorn yang ada di Asia Tenggara, tiga di antaranya ada di Indonesia yakni Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.

"Berdasarkan data Google, sejak 2014 hingga saat ini sudah terdapat US$ 5 miliar masuk ke Indonesia. Namun, US$ 3 miliarnya masuk tahun ini," ungkap Donald.

Donald melanjutkan, permasalahan investasi di Indonesia akan terselesaikan bila investor di dunia bahwa ekosistem start up dan berinvestasi di Indonesia cukup matang. "Mereka mulai percaya. Namun mempersoalkan, bisa exit ga?" ungkap Donald.

Donald pun memaparkan tingkat kematangan ekosistem startup di Indonesia melalui akuisisi dan kemampuan startup Indonesia melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Berikut suntikan dana segar besar ke bisnis online Tanah Air:

1. Agustus 2011, Detik.com dibeli oleh CT Corp
2. April 2013, Kaskus dibeli oleh Djarum
3. Oktober 2016, PonselPay dibeli oleh Gojek
4. Oktober 2016, DOKU - beli Emtek
5. 2 April 2017, Kudo dibeli oleh Grab sebesar US $ 100.000
6. Mei 2017, Espay dibeli oleh Emtek
7. 15 Juni 2017, Tiket.com dibeli oleh Blibli
8. 8 Agsustus 2017 Loket.com dibeli Gojek (Juga 3 perusahaan teknologi lainnya)
9. 5 Oktober 2017, Kioson (KIOS) melakukan IPO Rp 450, Sekarang Rp 2.250
10. 31 Oktober 2017, Mcash (MCAS) juga melakukan IPO di level harga Rp 1.385, Sekarang Rp 2.260

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×