Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan peer to peer (P2P) lending PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku menggeber bisnis pembiayaan. Hingga Agustus 2019, Modalku telah menyalurkan pinjaman modal usaha lebih dari Rp 8 triliun di Asia Tenggara.
Modal usaha tersebut Modalku salurkan lewat 900.000 pinjaman UMKM di Indonesia. Juga di Singapura dan Malaysia di bawah nama Funding Societies Modalku.
Baca Juga: Ekonomi digital Indonesia diproyeksi tembus US$ 100 miliar tahun 2025
Hingga akhir tahun, Modalku ingin menyalurkan pinjaman senilai Rp 10 triliun kepada pelaku UMKM di tiga negara. Nilai ini tumbuh 150% year on year (yoy) dibandingkan pinjaman yang disalurkan Modalku di akhir 2018 sebesar Rp 4 triliun.
Salah satu upaya dalam mencapai target tersebut, Modalku meluncurkan produk baru menyasar para pedagang di pasar lokal.
Produk Modal Pasar ini memiliki besaran plafon pinjaman hingga Rp 25 juta. Selain itu, pinjaman ini tanpa agunan dengan tenor singkat yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peminjam.
Modal Pasar mulai diuji coba dan dijalankan Modalku sejak April 2019, di mana anggota tim secara langsung memberi edukasi bagi para pedagang di pasar-pasar tradisional Jakarta.
Baca Juga: Modalku menyediakan pinjaman kepada pedagang pasar hingga Rp 25 juta
Modalku melihat tantangan keuangan utama yang dihadapi pedagang pasar adalah arus kas macet. Terutama bagi pedagang pasar yang selalu membutuhkan stok barang, arus kas usaha harus selalu lancar.
Struktur Modal Pasar memungkinkan pembayaran cicilan per minggu untuk memudahkan pedagang. Anggota tim Modalku yang datang langsung ke pasar pun siap melayani pedagang apabila mereka memiliki pertanyaan atau menemukan kesulitan.
Sigit Aryo Tejo, selaku Head of Micro Business & Operations Modalku menyatakan setiap pelaku UMKM memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Ini berlaku juga bagi pedagang pasar.
Bahkan dengan keberadaan pasar modern dan supermarket, juga kemajuan pesat platform e-commerce, pasar tradisional masih memiliki peran penting bagi ekonomi nasional.
Baca Juga: Tercatat secara elektronik di Gesit, OJK tingkatkan pengawasan fintech
Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah pasar tradisional di Indonesia pada akhir tahun 2018 adalah lebih dari 14.000 pasar atau 88,52% dari semua pasar Indonesia.
"Jelas bahwa pasar tradisional masih mendominasi hidup masyarakat, sedangkan banyak pedagang pasar yang memiliki performa finansial baik dan berpotensi berkembang," ujar Sigit dalam keterangan tertulis pada Rabu (4/9).
"Modal Pasar dapat menjadi solusi pendanaan bagi para pedagang dalam mengembangkan pasarnya sebab prosesnya cepat dan tidak repot. Cicilannya juga ringan," kata dia.
Baca Juga: Luncurkan Gesit untuk awasi fintech, OJK terapkan supervisory technology
Ia melanjutkan saat ini, operasional Modal Pasar masih fokus ke pasar tradisional Jakarta. Tim Modalku juga masih melanjutkan usaha edukasi di pasar-pasar Jakarta.
Ke depannya, Modalku berharap dapat melakukan ekspansi layanan ke kota-kota lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News