Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemudahan dan kecepatan proses peminjaman menjadi alasan banyak orang memilih meminjam lewat financial technology (fintech) dibandingkan cara lainnya. Tak ayal, pertumbuhan industri fintech di Indonesia kian menjamur.
Seperti, Diah Amelia, karyawan swasta kerap menggunakan jasa fintech peer to peer lending untuk memenuhi kebutuhan mendadak.
“Mudah banget sih. Kan aku pinjam di beberapa, ada yang prosesnya agak makan waktu, tapi ada juga yang cepat. Mengajukan, data komplet, nggak sampai setengah jam dana langsung masuk," cerita nasabah Uang Teman, dalam keterangannya, Senin (27/8).
Lanjutnya, dari pengalamannya, Ia mengatakan pengucuran dana fintech yang paling lama pun paling hanya berkisar 2—3 hari. Berbeda dengan kredit tanpa agunan (KTA) di sebuah bank swasta, yang prosesnya jauh memakan waktu.
“Aku ada KTA, tapi itu agak rumit. Prosesnya juga agak-agak panjang. Maksudnya harus ketemu, survei, segala macam. Makan waktunya lebih dari seminggu. Jadi kalau untuk proses lebih cepat, mending fintech,” lanjutnya.
Selain itu, Arief Setianto, pegawai swasta, mengaku kepincut pada jasa layanan fintech lantaran kemudahan pencairan dana. Bahkan, pinjaman baru bisa dilakukan pada hari yang sama dengan pelunasan pinjaman.
“Ada fintech yang begitu lunas dan langsung minjam lagi, pas nggak ada hit, 10 menit kemudian dana bisa kembali masuk,” katanya.
Senada, Nancy Simbolon, seorang make up artist yang berdomisili di Jakarta Selatan menuturkan, kecepatan memperoleh dana segar yang diperlukan membuat perempuan ini memilih meminjam dari fintech, ketimbang lembaga keuangan lainnya pada Februari lalu.
“Waktu itu tiba-tiba ada booking-an cukup banyak, dan ada beberapa alat yang saya belum punya. Jadi harus belanja dulu. Nah, dananya saya pinjam dari fintech. Jadi buat saya, fintech ini sangat-sangat memudahkan,” akunya.
Tak banyak nominal yang dipinjam Nancy dari Uang Teman dan beberapa penyelenggara lain. Dari dua kali peminjaman, totalnya hanya mencapai Rp1,1 juta. Pada pinjaman pertama, nominal yang diajukan hanya Rp100 ribu.
“Jadi kan dapat rekomendasi dari teman untuk pinjam di situ. Istilahnya coba-coba dulu, kecil dulu. Jadi totalnya Rp1,1 juta,” katanya.
Terkait bunga, Nancy tak merasa keberatan. Menurutnya, bunga yang dikenakan masih dalam taraf wajar. Pengenaan bunga yang cenderung lebih tinggi ia anggap sebagai biaya dari layanan yang diterima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News