kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Multifinance belum pangkas bunga kredit


Senin, 22 Februari 2016 / 10:53 WIB
Multifinance belum pangkas bunga kredit


Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Perusahaan pembiayaan belum memiliki rencana memangkas bunga pinjaman. Sekalipun, Kamis (18/2) pekan lalu, Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan BI rate 25 basis poin menjadi 7%. Multifinance punya alasan: mereka masih menunggu perbankan terlebih dahulu menurunkan bunga kreditnya.

Jodjana Jody, Direktur Utama PT Astra Sedaya Finance (ACC), menyatakan, penurunan bunga pinjaman sangat tergantung pada sumber pendanaan. Saat ini, mayoritas multifinance memang mendapatkan pendanaan dari bank. Tapi, hingga kini bunga kredit bank belum juga turun.

Tambah lagi multifinance belum bisa menerbitkan surat utang. Maklum, untuk mengeluarkan obligasi, mereka masih membutuhkan proses seperti perizinan. Astra Finance sendiri baru akan menerbitkan obligasi pada semester pertama tahun 2016.

Sejatinya, menurut Jody, multifinance ingin segera menurunkan bunga pinjaman. Namun, perusahaan pembiayaan masih menunggu bunga kredit perbankan turun dulu. "Penurunan bunga pinjaman multifinance tergantung pada likuiditas. Jadi, susah untuk ditebak," ungkap Jody kepada KONTAN kemarin.

Saat ini Jody menjelaskan, kisaran bunga pinjaman di ACC sekitar 13% hingga 17%. Besaran bunga kredit ini tergantung pada tenor, jenis pembiayaan, dan model kendaraan yang dibiayai. Kisaran bunga itu juga bervariasi karena setiap produk mengandung risiko yang berbeda.

Butuh waktu tiga bulan

Zacharia Susantadiredja, Direktur Keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) Tbk, mengatakan, penurunan bunga pinjaman tidak semata bergantung BI rate. WOM Finance juga memperhitungkan kenaikan risiko dan biaya operasional. "Kami akan segera menurunkan bunga kredit jika bunga pinjaman bank juga segera dipangkas," ujar dia.

Hingga akhir tahun ini WOM Finance menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 6,8 triliun, atau tumbuh 7% dari tahun lalu. WOM Finance masih memiliki sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang belum digunakan Rp 600 miliar.

Willy Suwandi, Presiden Direktur PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, juga keberatan jika harus serta merta menurunkan bunga pinjaman. Bagi dia, penurunan BI rate memberikan sinyal positif kepada pasar. Tapi, perlu beberapa tahapan bagi perbankan untuk menggunting bunga kredit mereka. "Bank akan menurunkan bunga deposito dulu, kemudian menurunkan bunga kredit. Ada time lag antara dua bulan hingga tiga bulan," ujar dia. Ini artinya, penurunan bunga kredit baru terasa pada April atau Mei mendatang," kata Wily.

Saat ini, Wily menambahkan, pendanaan Adira Finance sebesar 40%–45% ditopang dari joint financing induk usaha mereka yakni PT Bank Danamon Tbk. Sisanya Adira Finance akan menerbitkan obligasi dan pinjaman dari bank lain. Adira Finance masih memiliki sisa PUB III dengan nilai Rp 4,52 triliun.

Tampaknya, multifinance sepakat menunda memangkas bunga kredit lantaran tak ingin laba mereka oleh beban biaya dana yang tinggi.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×