Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan industri multifinance cenderung melambat sepanjang 2019 dan diperkirakan berlanjut pada tahun ini. Penyebabnya, penjualan otomotif dan alat berat tertekan sehingga berimbas pada bisnis multifinance.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai 2019 industri multifinance telah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp 452,21 triliun atau meningkat 3,65% secara year on year (yoy).
Dari jumlah itu, total pembiayaan multiguna termasuk di dalamnya fasilitas dana alias dana tunai mencapai Rp 274,83 triliun. Jenis pembiayaan ini menyumbang porsi 60,77% dari total pembiayaan industri.
Baca Juga: Banyak perusahaan pembiayaan belum pakai teknologi digital, ini kata APPI
Walau bisnis tertekan, multifinance masih bisa tertolong berkat kehadiran produk dana tunai. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai dana tunai masih punya potensi untuk besar untuk meningkatkan bisnis di sektor konsumtif seperti untuk biaya pendidikan, renovasi, kesehatan dan perjalanan.
“Tantangannya, dana tunai hanya bisa diberikan kepada nasabah yang mempunyai jejak rekam bagus,” kata Suwandi beberapa waktu lalu.
Semenjak adanya Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) April 2019 lalu, pemain multifinance tidak bisa sembarang lagi memberikan kredit terhadap nasabah bermasalah.
Ambil contoh saja, PT BCA Finance hanya menawarkan pembiayaan dana tunai kepada nasabah tetap yang memiliki jejak rekam kredit yang baik. Dengan demikian tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) perusahaan bisa terjaga.
BCA Finance telah memasarkan produk fasilitas dana sejak 2018. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan, tahun ini perusahaan menargetkan pembiayaan dana tunai sebesar Rp 480 miliar atau sama dengan realisasi tahun lalu.
Baca Juga: Tak mau kalah dari fintech, sejumlah multifinance gunakan teknologi digital
“Target masih sama karena kondisi tahun ini tidak akan seberat tahun lalu. Jadi, kami jaga dengan membuat target yang sama dari tahun lalu,” ungkapnya.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menargetkan pembiayaan multiguna tumbuh dobel digit tahun ini, termasuk di dalamnya produk dana tunai. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan telah menyiapkan empat strategi untuk mencapai target.
“Kami berusaha untuk terus menumbuhkan bisnis pembiayaan multiguna dengan berbagai strategi mulai dari meningkatkan layanan ke konsumen seperti mempercepat proses persetujuan bisnis,” jelas dia.
Selanjutnya, Adira Finance juga menawarkan fasilitas kredit kepada konsumen terbaik perusahaan. Hal ini diiringi perluasan jaringan distribusi serta memberikan program yang menarik buat konsumen.
Dengan strategi tersebut dapat menopang pembiayaan Adira Finance tumbuh 4%-7% tahun ini. Terlebih, perusahaan tahun lalu mencatatkan penurunan pembiayaan sebesar 1% menjadi Rp 37,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News