kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Multifinance genjot kredit saat Ramadan


Senin, 15 Juli 2013 / 14:20 WIB
Multifinance genjot kredit saat Ramadan
ILUSTRASI. MUI menerbitkan sertifikat halal untuk Vaksin Merah Putih. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj.


Reporter: Issa Almawadi, Yuliana Sukmawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bagi pelaku industri perusahaan pembiayaan, tahun ini dipenuhi beragam tantangan. Yang teranyar adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada medio Juni lalu, yang memicu kenaikan suku bunga di awal bulan Ramadan. Rentetan peristiwa itu melemahkan daya beli masyarakat sehingga menurunkan minat berbelanja barang konsumsi.

Toh, perusahaan multifinance akan memanfaatkan masa menjelang Lebaran untuk menggenjot pembiayaan konsumsi, seperti kendaraan bermotor dan alat elektronik. Maklum, biasanya momen ini diisi oleh liburan dan bonus hari raya, sehingga mendorong belanja masyarakat.

Federal Internasional Finance (FIF) tidak menyia-nyiakan momen tersebut. Multifinance yang membiayai sepeda motor Honda dan alat elektronik ini meneruskan program undian berhadiah Race to Victory sembari meningkatkan poin undian. "Targetnya bisa membiayai 120.000 unit sepeda motor di bulan puasa ini," kata Suhartono, Direktur Utama FIF, pada pekan lalu. Pembiayaan ini lebih tinggi sekitar 10% dibandingkan bulan-bulan biasanya.

Tjap Tet Fa, Direktur Pemasaran FIF menambahkan, mereka juga tetap melakukan kampanye dan program berhadiah pada berbagai diler. Dus, dia yakin, pembiayaan motor di bulan Juli akan naik.

Mulai melambat

Jika pembiayaan motor FIF tahun ini seperti tahun lalu yaitu 1,2 juta unit, maka penjualan selama Ramadan sudah memenuhi 10% dari target. Sedangkan setelah Lebaran, pembiayaan akan melandai.

Sejatinya, tanpa kenaikan harga BBM dan suku bunga, pelambatan pembiayaan konsumer sudah terlihat selama paruh pertama tahun ini. Per Mei lalu, pembiayaan konsumsi sebesar Rp 205,47 triliun atau lebih tinggi 14% dibandingkan bulan sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pembiayaan selama April–Mei 2013 naik sebesar 2%. Bandingkan dengan pembiayaan pada April–Mei 2012 yang tumbuh 3,26%.

Meski begitu, pada semester dua ini, BII Finance memilih fokus mempertahankan strategi yang ditetapkan sebelumnya. "Strategi yang kami jalankan untuk jangka panjang, terutama fokus pada pasar menengah ke atas," kata Alexander, Direktur Utama BII Finance. Sepanjang semester I lalu, pertumbuhan pembiayaan BII Finance 20%.

Sinergi dengan induk usaha pun terus diperkuat. Salah satunya, distribusi lewat jaringan Bank Internasional Indonesia (BII). Tahun lalu, cara ini memberikan kontribusi sebesar 5%–6% dari total pembiayaan dan ditargetkan naik hingga 10%–12% pada 2013.

Asal tahu saja, BII menargetkan total pembiayaan tahun ini sebesar Rp 7 triliun. Dari seluruh pembiayaan itu, sebagian besar masih berasal dari sektor kendaraan baru. "Kendaraan bekas masih sekitar 5%. Mungkin tahun ini bisa ditingkatkan hingga 6%–7%," kata Alexander.

Di sisi lain, beberapa perusahaan multifinance berniat menaikkan bunga pembiayaan, setelah bank juga menaikkan bunga kredit. Akhir bulan lalu, berbagai perusahaan multifinance berniat meningkatkan bunga pembiayaan sebesar 0,5% hingga 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×