Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Multifinance menjajal peruntungan dalam penyaluran pembiayaan ke sektor usaha kecil dan menengah. Kendati penyaluran pembiayaan ke sektor produktif memiliki banyak tantangan.
PT Indosurya Inti Finance (Indosurya Finance) telah menyalurkan pembiayaan modal kerja ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM) sekitar Rp 490 miliar selama kuartal I 2018. Realisasi ini itu meningkat 6,98%, dibanding angka di periode yang sama di 2017, yaitu Rp 458 miliar.
Managing Director Indosurya Finance Muljadi Tjung mengatakan, pembiayaan tersebut naik tipis dari tahun lalu karena masih memasuki kuartal I-2018. Biasanya, kenaikan penyaluran kredit UKM akan mengalami kenaikan secara signifikan setelah kuartal II.
"Pertumbuhan lumayan pelan karena masih di kuartal I, nanti tumbuh cepat di kuartal selanjutnya," kata Muljadi, Selasa (8/5). Tahun ini, Indosurya yakin bisa menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 2,5 triliun. Kontribusinya 95% dari pembiayaan kredit UKM. Target tersebut naik dari realisasi penyaluran pembiayaan 2017 sebesar Rp 2,06 triliun.
"Kami optimistis akan tumbuh, karena seluruh pengusaha membutuhkan modal kerja dan ingin terus jalan usahanya," kata Muljadi. Sementara itu, rasio kredit macet atau non performing finance (NPF) di angka 1,3%.
PT Federal Internasional Finance (FIF) Group justru mengaku pembiayaan kredit usaha mikro dan menengah (UKM) masih flat dibanding saat perusahaan ini memulai pembiayaan UKM di tahun lalu. Ini karena FIF tidak ingin sembarangan dan menjaga resiko kredit macet.
Direktur IT & Bisnis Development FIF Group Indra Gunawan bilang, menyalurkan kredit UKM rata-rata Rp 15 miliar per bulan. Pembiayaan itu masuk dalam program modal kerja dan berasal dari 500 nasabah perusahaan.
"Penyaluran UKM lebih tepat ke modal kerja dan rata-rata Rp 15 miliar pembiayaan yang kami salurkan," kata Indra. Sementara itu, pembiayaan sektor mikro produktif Rp 5 miliar per bulan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno bilang, pembiayaan kepada UKM masih menyimpan banyak tantangan. Selain risiko kredit macet, ada risiko pendanaan.
Rata-rata pendanaan multifinance masih dari bank. Dan bank memberikan syarat ketat untuk memberikan pendanaan sehingga bunga kredit kepada UKM lebih tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Indosurya memilih pendanaan dari medium term notes 40%, bank 40% dan kas 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News