kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Multifinance, REI berharap BI rate turun


Jumat, 07 Agustus 2015 / 09:59 WIB
Multifinance, REI berharap BI rate turun


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan Real Estate Indonesia berharap Bank Indonesia kembali menurunkan bunga acuan (BI rate). Dengan begitu, angsuran kredit konsumen bisa lebih murah dan menggerakkan sektor properti. 

"Agar angsuran bisa lebih murah apa syaratnya? Ya turunkan tingkat suku bunga. Sekarang bagaimana mau menurunkan angsuran kalau suku bunganya tidak turun," kata Sekretaris Jenderal APPI Efrizal Sinaga di Jakarta, Rabu (6/8) malam.

Menurut dia, penurunan bunga 25 basis poin menjadi posisi sekarang 7,5%, masih kurang berdampak besar terhadap pembiayaan pembelian rumah. "Penurunan BI rate 25 bps itu nggak menggigit karena kalau dihitung menjadi cost of fund, hanya turun beberapa ribu saja," kata dia. 

Efrizal bilang, idealnya, BI rate bisa turun 50 bps - 75 bps lagi. Dia berharap, penurunan bisa dilakukan secepatnya lantaran cadangan devisa masih kuat dan ada penurunan inflasi komponen inti. 

Regulator juga dinilai tidak perlu menunggu bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk menaikkan bunga yang waktunya belum pasti. Tujuannya, agar kebijakan tersebut tidak terlambat sehingga mampu mendorong laju perekonomian nasional.

"Kalau misalnya The Fed menaikkan semuanya, bisa buyar kan nantinya. Sekarang, apakah kita menunggu sampai Oktober dulu, baru setelah itu dampaknya kita lihat? Kalau kita menunggu sampai Oktober lalu November melalukan perubahan, orang-orang orientasinya sudah liburan, sudah masuk tutup buku dan hari kerja juga sudah tidak banyak lagi. Terus, mau berapa banyak yang bisa kita tingkatkan," kata Efrizal.

Sekretaris Jenderal Real Estate Indonesia Hari Raharta Sudrajat juga senada, berharap BI menurunkan bunga untuk mendorong pertumbuhan pasar properti dalam negeri.

Menurut dia, langkah BI melonggarkan aturan uang properti dengan loan to value menjadi 20% dari sebelumnya 30%, belum bisa meningkatkan daya beli masyarakat terhadap properti. 

"Uang muka sudah turun. Kami harapkan BI rate juga turun menjadi 5%-6%," kata Hari. Dengan begitu, bunga cicilan kredit pemilikan rumah (KPR) juga bisa turun menjadi single digit. (Citro Atmoko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×