Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang 2018.
Hal ini terlihat dari perolehan laba yang naik tiga digit.
Jonathan Hekster, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Manulife Indonesia menyebut pihaknya membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 2,6 triliun secara konsolidasian. Realisasi tersebut melompat sekitar 170% dibandingkan tahun 2017.
“Hasil positif tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan premi bersih dan beban perusahaan yang lebih rendah serta pergerakan suku bunga selama tahun lalu,” kata Jonathan dalam keterangannya, Kamis (16/5).
Lebih jauh, dia bilang realisasi laba di tahun lalu menjadi rekor tersendiri bagi Manulife Indonesia sejak hadir di Tanah Air pada 33 tahun lalu.
Di saat yang sama, pendapatan premi bersih Manulife juga mencatatkan peningkatan sebesar 4% secara tahunan menjadi Rp 9,2 triliun sepanjang 2018. Sementara ekuitas perseroan juga ikut naik sebesar 4% menjadi Rp 11,5 triliun.
“Peningkatan ekuitas ini menunjukkan ketahanan kami dalam menghadapi gejolak kondisi ekonomi yang terjadi pada tahun lalu. Ini kinerja yang kuat dan menegaskan posisi Manulife Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi terpercaya serta dapat diandalkan di industri,”
jelasnya.
Menurut Jonathan, di tahun 2018 kemarin industri asuransi jiwa dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2017 dan 2018, dia menjelaskan pada tahun lalu akumulasi laba industri asuransi bahkan mencatatkan rugi sebesar Rp 2,2 triliun. Capaian ini terjun bebas dari tahun sebelumnya yang masih meraup untung sebesar Rp 11,1 triliun.
Begitu pula dengan ekuitas industri asuransi jiwa yang menurun dari Rp 90 triliun menjadi Rp 74 triliun alias turun sedalam 18%.
Sementara dari sisi klaim, ia melanjutkan bahwa perusahaannya membayarkan klaim sebesar Rp 5,5 triliun sepanjang tahun lalu.
Selain itu, dia bilang di tahun kemarin pihaknya memberi fasilitas khusus kepada sekitar 5.000 pemegang polis yang terdampak bencana alam, seperti yang terjadi di Palu. Di mana Manulife memberikan fasilitas pembebasan premi selama satu tahun kepada para nasabah tersebut.
Selain di bisnis asuransi jiwa, unit bisnis aset manajemen Manulife juga mencatatkan kinerja positif di tahun kemarin. Hal ini terlihat dari menggemuknya dana kelolaan dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).
Presiden Direktur MAMI, Legowo Kusumonegoro mengatakan meski terjadi dinamika di pasar modal global dan Indonesia, perusahaannya menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan yang terlihat pada jumlah aset kelolaan dan jumlah investor yang meningkat. "Selama tahun 2018, dana kelolaan MAMI meningkat menjadi Rp 68,1 triliun dan lebih dari 16.400 investor telah bergabung menggunakan solusi investasi kami," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News