kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik tipis pada Juli 2021, OJK minta bank mencermati NPL


Senin, 20 September 2021 / 18:38 WIB
Naik tipis pada Juli 2021, OJK minta bank mencermati NPL
ILUSTRASI. Petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan Konsumen, Kantor OJK, Jakarta, Senin (23/10). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/17.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Regulator melihat terjadinya peningkatan risiko di sektor keuangan dan perbankan saat pemberlakuan ketat PPKM si sepanjang 2021. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan rasio kredit bermasalah perbankan atau non performing loan (NPL) 3,35% per Juli 2021. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bilang NPL perbankan di Juni 2021 hanya 3,24%. Padahal NPL perbankan di Desember 2021 ada di level 3,06% dan di juli 2020 di posisi 3,22%.

Wimboh menyatakan hingga saat bank telah melakukan restrukturisasi hingga 15% terhadap total penyaluran kredit. Hingga Juli 2021, perbankan hanya mampu meningkatkan pertumbuhan kredit 0,5% year on year (yoy) menjadi Rp 5.564 triliun.  

Ia meminta agar perbankan mencermati beberapa sektor khusus yang terdampak pandemi Covid-19. Lantaran sektor ini memiliki NPL lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, terutama sektor pertambangan dan pengolahan. 

Baca Juga: OJK sebut pertumbuhan kredit di bank swasta masih lambat, begini kata bankir

Oleh sebab itu, ia berharap perbankan tetap melakukan pencadangan yang memadai. Terlebih, bila relaksasi restrukturisasi dicabut, perbankan telah siap menangani penurunan kualitas kredit. 

Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Corsec Aestika Oryza Gunarto bilang secara bank only, NPL BRI di kisaran 3% pada Agustus 2021. Kendati demikian, BRI memiliki NPL Coverage hingga 255,31%. 

“Dengan adanya penerapan PPKM ketat pada awal kuartal III tentu berdampak terhadap kinerja BRI, namun dampak tersebut relatif tidak sebesar pada saat penerapan PSBB pada awal pandemi. Segmen yang menjadi pemberat NPL BRI saat ini masih dari segmen korporasi non BUMN,” ujar Aestika kepada KONTAN pada Senin (20/9). 

BRI optimistis mampu menjaga NPL di kisaran 3% hingga akhir tahun 2021. Strategi BRI yakni soft landing dengan meningkatkan pencadangan dan melakukan percepatan terhadap nasabah pinjaman yang saat ini masih berstatus performing di-downgrade di portfolio Covid khususnya di segmen Mikro dan segmen Korporasi.

Baca Juga: BNI terbitkan obligasi perpetual US$ 600 Juta dengan kupon 4,3%

“Selain itu, strategi BRI dalam menjaga NPL yakni menyalurkan kredit secara selektif serta aktif melakukan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Outstanding kredit restrukturisasi Covid terus turun dari total akumulasi mencapai Rp 237,4 triliun menjadi Rp 168,7 triliun atau telah turun sebesar Rp 68,7 triliun,” jelasnya. 

Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar menyatakan NPL Bank Sumut per Agustus sebesar di level 3,69%. Bank Sumut akan mempertahankan NPL di level 3,40% hingga penghujung 2021. “Sektor terbesar yang terdampak adalah sektor perdagangan kemudian sektor rumah tangga dan konstruksi,” katanya kepada Kontan.co.id

Guna menekan laju NPL, Bank Sumut terus melakukan monitoring kualitas kredit. Juga  meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit dan meningkatkan ekspansi kredit dengan mengutamakan debitur existing.

Selanjutnya: Laris Manis! MTN BRI Finance oversubscribe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×