kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Nasabah Tajir Tahan Dana di Instrumen Investasi, Ini Penyebabnya


Senin, 18 Desember 2023 / 05:00 WIB
Nasabah Tajir Tahan Dana di Instrumen Investasi, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Petugas teller menghitung uang pecahan Rp100.000,- di salah satu bank di Jakarta,Rabu (5/10/2022). Nasabah Tajir Tahan Dana di Instrumen Investasi, Ini Penyebabnya.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Senada, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan wealth management.

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan menjelang akhir tahun, aliran dana di segmen wealth management lebih banyak masuk ke produk funding. Alhasil ini berdampak pada komposisi dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat.

"Periode pemilu yang akan berlangsung di Februari 2024, juga berdampak pada penambahan porsi dana likuid nasabah di perbankan," kata dia kepada Kontan.

Baca Juga: Kisah Wiko Harry Tanata yang Setia Berinvestasi di Reksadana

Henny juga mengatakan, bagi nasabah perbankan menjelang momen akhir tahun 2023 ini juga dimanfaatkan untuk masuk ke produk obligasi pemerintah, karena yield saat ini masih sangat menarik dengan tingkat risiko yang minimal. 

Selain itu, dia juga menyebut penetrasi di produk investasi dan insurance juga terus tumbuh agresif dan konsisten menyesuaikan dengan demand nasabah yang sudah banyak aware terhadap produk-produk yang memberikan return optimal. 

"Hal ini berdampak positif pada peningkatan product holding ratio yang inline dengan bertumbuhnya kepercayaan nasabah terhadap layanan dan wealth advisory BNI," kata dia.

AUM Emerald BNI juga tumbuh sejalan dengan pertambahan jumlah nasabah dari akuisisi dan nasabah yang upgrade ke segmen yang lebih tinggi. Alhasil Henny menyebut kebutuhan nasabah Emerald terhadap produk Wealth BNI khususnya tercermin pada peningkatan dana kelolaan di investment & bancassurance yang naik 18 % YoY per November 2023.

Tahun depan Henny memproyeksikan penurunan tingkat suku bunga akan menjadi trigger investor untuk menambah portofolionya di pasar modal sejalan dengan optimisme dan opportunity di pasar saham dan obligasi. 

Baca Juga: Manulife Indonesia Luncurkan Solusi Syariah Manulife Perlindungan Diri Syariah

Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Handayani juga mengatakan, kondisi Wealth management BRI di era suku bunga tinggi dan likuiditas yang cukup ketat di pasar saat ini, tetap menunjukkan pertumbuhan asset kelolaan dana yang positif, baik dari sisi DPK maupun investasi dan bancassurance.

Henny mencermati tren ke depan era bunga tinggi nampaknya tidak akan terjadi dalam waktu yang panjang untuk menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi, untuk itu pihaknya sudah berupaya untuk meningkatkan literasi dan pendampingan ke nasabah BRI untuk melakukan reportofolio asset yang ada di BRI

"Apabila pertumbuhan ekonomi terjaga dan likuiditas di pasar semakin baik, maka kami optimis dana kelolaan wealth management BRI tahun depan tetap tumbuh dengan optimal," kata dia.

Handayani merinci, saat ini posisi AUM Wealth Management BRI hingga 11 Desember 2023 sekitar Rp 205 triliun, dengan komposisi portofolio nasabah masih didominasi oleh DPK, kemudian diikuti oleh Obligasi, Saham, dan Reksadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×