Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Meski rencana pembukaan cabang di dua negara yakni Singapura dan Malaysia belum terealisasi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan bahwa mereka masih akan menunggu.
"Kantor luar negeri masih menunggu," ucap Direktur Corporate Banking Mandiri, Farnsisca Oey, Senin, (15/4).
Untuk pembukaan cabang di Malaysia, Bank Mandiri belum mendapat putusan pasti sejak tahun lalu. Ini terbentur kejelasan dari BNM mengenai 3 syarat yang diajukan.
Yakni permodalan, jumlah cabang, dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang boleh ditempatkan di luar cabang.
Sementara ini, BNM memperbolehkan Mandiri memenuhi permodalan 300 juta ringgit dalam 5 tahun. Bila Mandiri tidak mampu memenuhi dalam jangka waktu itu, maka akan dibicarakan lagi kemudian.
Namun, Mandiri tetap mengajukan syarat penyertaan modal di awal yaitu 100 juta ringgit. Ini kemudian ditambah ketika usahanya berkembang.
Mandiri juga masih berdiskusi dengan BNM mengenai persyaratan jumlah cabang yang tidak dibatasi oleh pemerintah Malaysia. Serta penempatan ATM boleh berada di luar cabang dan boleh menjadi anggota ATM bersama dengan fee tidak khusus. Karena di Malaysia, fee transaksi bank asing berbeda dengan bank nasional Malaysia.
Mandiri pun sudah 3 kali mengajukan surat di 2012 kepada BNM. Surat pertama dilayangkan April, surat kedua Oktober, dan surat ketiga pada Desember.
Alasan Mandiri meminta 3 hal tersebut kepada Malaysia adalah karena pernyataan financial act yang pernah dikeluarkan BNM pada Desember 2011. BNM pernah menyebut akan memberi kebebasan bagi bank asing untuk membuka cabang dan ATM mulai Maret 2012.
Sayangnya, hal tersebut belum juga membuahkan hasil. "Baik untuk Malaysia dan Singapura belum ada perkembangan lebih lanjut," sebut Fransisca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News