kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,72   14,42   1.59%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai ekuitas Bank Mutiara sudah capai Rp 700 miliar


Rabu, 22 September 2010 / 18:29 WIB
Nilai ekuitas Bank Mutiara sudah capai Rp 700 miliar


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Nilai ekuitas Bank Century yang kini sudah bersalin nama Bank Mutiara Tbk (BCIC) ternyata sudah mencapai Rp 700 miliar. Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Firdaus Djaelani mengatakan, nilai ekuitas Bank Mutiara ini terus naik dari angka sebelum diambil oleh lembaganya yang tercatat minus Rp 7 triliun.

Firdaus mengatakan, kenaikan nilai ekuitas dari hari ke hari ini menunjukkan penyelamatan Bank Century yang dilakukannya bisa berhasil. "Kita akan berusaha lebih bagus lagi," ujar Firdaus seusai rapat dengan Tim Pengawas Bank Century, Rabu (22/9).

Menurut Firdaus LPS akan terus menaikkan nilai ekuitas ini supaya pada waktunya saham Bank Mutiara ditawarkan kepada publik. Namun ia tidak mau berandai-andai berapa nilai ekuitas pada saat bank ini akan dijual ke publik. "Kita tidak ada target. Namun kita akan jalankan seusai UU," ujarnya.

Namun Firdaus juga menegaskan, ketika pemerintah menyuntikkan Penyertaan Modal Sementar (PMS) ke bank ini bukan dengan tujuan berinvestasi. Namun, memang untuk menyelamatkan kondisi perbankan pada saat itu. Firdaus juga menyatakan saat ini sudah ada beberapa investor yang menanyakan kondisi Bank Mutiara. "Ada dari China, Eropa dan Timur Tengah," ujarnya. Namun memang para investor itu belum bisa dikatakan serius karena masih bertanya-tanya saja.

Sementara anggota Tim Pengawas Bank Century Bambang Soesatyo merasa pesimis saham Bank Century akan laku beberapa tahun mendatang. Karena jika dihitung dana bailout Rp 6,76 trilun ditambah bunga maka tahun 2013 pemerintah harus mengembalikan uang negara yang keluar tersebut sebanyak Rp 9 triliun. "Orang gila mana yang mau beli bank ini sebesar Rp 9 triliun," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×