kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

NIM multifinance terjaga di 5-6% di tengah penurunan suku bunga


Selasa, 12 November 2019 / 21:48 WIB
NIM multifinance terjaga di 5-6% di tengah penurunan suku bunga
ILUSTRASI. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno. KONTAN/Baihaki/9/10/2014


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga BI 7 day reverse repo rate akhir-akhir ini mengalami penurunan secara perlahan. Praktis kondisi ini mempengaruhi beban pendanaan pelaku usaha yang menjadi lumbung dana turut menyusuaikan besaran bunga kredit.

Meski begitu, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, kondisi ini belum mempengaruhi pada margin bunga bersih Industri pembiayaan. Net Interest margin (NIM) masih terjaga di tengah penurunan suku bunga.

“NIM multifinance sekitar 5% hingga 6%, dan hingga saat ini masih terjaga dikisaran itu,”ujar Suwandi Wiratno kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).

Baca Juga: OJK atur perusahaan pembiayaan di sektor ketenagalistrikan dan pelayaran

Terkait dengan penurunan BI 7 day reverse repo rate, Suwandi Wiratno memiliki pandangan terhadap kemungkinan turunnya Cost of Fund yang nantinya apakah Industri pembiayaan bisa menyesuaikan dengan yang ditanggung perusahaan pembiayaan.

“Penurunan suku bunga bukan berarti kredit yang berjalan akan turun. Turunnya suku bunga kalau diikuti dengan perbankan juga turunnya pinjaman perbankan kepada multifinance kredit yang baru nanti yang akan turun,” ujarnya.

“Karena industri pembiayaan memberi kepada masyarakat yang ingin kredit perusahaan pembiayaan itu, akan bunganya tetap pada saat dia mengambil kredit. Pada saat mengambil kredit terlebih dahulu, pada saat bunga tinggi dia tidak akan dilakukan adjustment karena bunganya tetap dan juga pinjaman kita tetap,” tambahnya.

Baca Juga: Kepemilikan asing dibatasi 85%, empat multifinance siap divestasi saham

Lanjut Suwandi, NIM multifinance akan mengikuti setelah ditentukan bunga bank. Berbeda jika net profit before tax itu akan berbeda lagi karena itu adalah operational expenditure (opex) yang di mana terkait dengan biaya operasional pendapatan operasional (BOPO). Nah, BOPO ini yang akan menyebabkan secara efisiensi opersional suatu perusahaan pembiayaan itu yang harus dijaga.

Suwandi mengaku, besaran NIM cukup relatif saat ini karena tergantung juga dengan segmen pembiayaan yang dimasuki. Margin pembiayaan sepeda motor akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan roda empat.

“NIM relatif Karena kita bermain di sepeda motor dan roda empat. Secara industri keduanya adalah gabungan. Maka dari itu NIM berbeda. NIM sepeda motor akan jauh lebih tinggi rata-ratanya,”ucap Suwandi.

Baca Juga: Emiten Multifinance Siap Melunasi Utang Obligasi Jatuh Tempo

Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan, saat ini margin perusahaan berada dikisaran 2%-2,5% tahun ini.

"NIM turun dibandingkan tahun lalu di 2-3%. jadi dengan penurunan Cost of Fund ini berdampak juga terhadap penurunan seling rate yang dilepas," kata Roni Haslim kepada Kontan.co.id.

Roni juga bilang, perusahaan ini masih bisa mendapat pendanaan dengan beban bunga yang relatif lebih rendah lewat pinjaman dari Bank BCA. BCA Finance diklaim masih bisa menawarkan bunga yang kompetitif. Dengan keunggulan ini, Roni optimistis ke depan BCA Finance bisa terus menjaga NIM dengan cukup baik.

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) saat ini rata-rata NIM perusahaan berada di kisaran 2,5%. Direktur Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, MTF sudah menyiapkan langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga marjin agar tidak banyak tergerus.

Baca Juga: Jelang tutup tahun, multifinance bersiap melunasi obligasi yang akan jatuh tempo

"Margin tetap kita upayakan di 2,5% dengan menjaga komposisi pembiayaan baik bunga murah maupun bunga yang sedang. Cost of fund coba kita dapatkan lebih baik dari Bank atau Obligasi," ujar Harjanto Tjitohardjojo kepada Kontan.co.id.

Penurunan suku bunga acuan sendiri, menurut Harjanto ada dampak yang dirasakan perusahaan terkait dengan pendanaan atau pembiayaan. Ia bilang, akan meringankan customer yang ingin melakukan kredit.

Penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate ini bisa menurunkan cost of fund, nantinya bisa menyesuaikan penurunan cost of fund yang ditanggung perusahaan.

"Biasanya perlu waktu dengan tergantung dari Banknya. Biasa sekitar 3 hingga 4 bulan penyesuaian dari perbankan," jelas Harjanto Tjitohardjojo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×