kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

NPF CIMB Niaga Auto Finance Naik Jadi 1,16% Per Mei 2024


Jumat, 14 Juni 2024 / 17:39 WIB
NPF CIMB Niaga Auto Finance Naik Jadi 1,16% Per Mei 2024
ILUSTRASI. Perusahaan multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat kenaikan Non Performing Financing (NPF). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat kenaikan Non Performing Financing (NPF). 

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan tingkat NPF perusahaan per Mei 2024 tercatat sebesar 1,16%.

"Memang harus diakui jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ada kenaikan dari 1,05% menjadi 1,16%," ungkapnya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (12/6).

Meskipun demikian, Ristiawan menyebut NPF perusahaan per Mei 2024 tercatat membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun NPF CNAF per Mei 2023 sebesar 1,26%.

Baca Juga: NPF Multifinance Naik, OJK Sebut Terkait Restukturisasi Covid-19

Mengenai kenaikan NPF, Ristiawan menyebut hal itu terjadi karena disebabkan perekonomian Indonesia dan secara geopolitik. Jadi, dia berpendapat memang kemampuan bayar masyarkaat saat ini cenderung makin menurun dikarenakan banyak biaya yang lain, khususnya untuk bahan pokok. 

Selain itu, penyebab lainnya, yaitu sejak awal tahun hingga Mei 2024 juga banyak hari libur, sehingga operasional perusahaan cukup terganggu. 

"Kalau dilihat banyak sekali hari libur sangat bagus untuk perekonomian Indonesia, khususnya pariwisata, tetapi hal itu menjadi tantangan bagi perusahaan pembiayaan," tuturnya.

Ristiawan juga mengatakan bahwa kenaikan NPF tak ada kaitannya dengan pencabutan kebijakan restrukturisasi Covid-19. Hal itu juga yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia melihat penyebabnya lebih ke arah makro ekonomi, geopolitik, dan hari libur. 

Ristiawan meyakini NPF perusahaan bakal lebih baik lagi ke depannya. Untuk menekan tingkat NPF, dia menjelaskan salah satu strateginya, yaitu mempertahankan underwriting customer secara prudent.

Baca Juga: OJK Catat Piutang Pembiayaan BNPL Per April 2024 Capai Rp 6,47 Triliun

Selain itu, dia bilang CNAF juga memakai berbagai macam tools, baik internal ataupun eksternal, untuk menganalisis nasabah. Ristiawan menerangkan pihaknya terbantu dengan adnaya Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), sehingga sangat berpengaruh untuk perusahaan melakukan assessment yang sangat prudent sebelum melakukan realisasi kredit.

Ristiawan mengatakan berbagai strategi atau upaya yang dilakukan CNAF tersebut menjadikan NPF perusahaan masih jauh di bawah rata-rata industri.

Sebagai informasi, OJK mencatat NPF Gross perusahaan pembiayaan atau multifinance pada April 2024 sebesar 2,82%. Angka itu naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,45%. Adapun nilai NPF gross pada April 2024 yang sebesar 2,82% juga tercatat meningkat 0,38% secara tahunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×