Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren non performing finance (NPF) pada industri modal ventura kian menanjak di paruh kedua tahun ini.
Berdasarkan data statistik kinerja keuangan perusahaan modal ventura Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terlihat adanya peningkatan rasio kredit macet modal ventura sejak Mei 2018, yakni dari 4,97% menjadi 5,07% pada Juli 2018.
Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo), Jefri R. Sirait mengatakan, adanya peningkatan aset kurang lancar pada industri modal ventura ini mendorong pelaku industri menjadi lebih waspada.
“Peningkatan NPF ini kami sikapi dalam industri menjadi lebih waspada, mengingat adanya kenaikan harga terutama pada komoditas impor,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/10).
Jefri bilang, kenaikan harga pada komoditas impor dalam beberapa kasus yang tidak dibarengi dengan kenaikan harga juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap menanjaknya NPF perusahaan modal ventura.
“Meski ada beberapa sektor usaha yang menaikkan harga yang kemudian mengakibatkan penurunan daya beli di masyarakat,” terangnya.
Ia juga menambahkan, Amvesindo berupaya untuk menjaga dan menurunkan NPF di industri modal ventura dengan berbagai langkah strategis.
“Kecenderungan NPF akan terus kami jaga dan tetap lebih baik dari posisi Desember 2017 yaitu sebesar 6,67% dibandingkan dengan bulan Juli 2018 sebesar 5,07%, salah satunya dengan produk penyertaan saham yang terus kami tingkatkan pada bisnis yang lebih atraktif di jangka panjang,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
