kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NPF multifinance menyentuh level 4,05%, tertinggi tahun 2021


Kamis, 24 Juni 2021 / 12:26 WIB
NPF multifinance menyentuh level 4,05%, tertinggi tahun 2021
ILUSTRASI. Rasio kredit bermasalah atawa non performing financing (NPF) industri multifinance mencatatkan rekor tertinggi sepanjang 2021.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atawa non performing financing (NPF) industri multifinance mencatatkan rekor tertinggi sepanjang 2021. Padahal, bulan-bulan sebelumnya, tingkat kredit bermasalah itu sempat turun setelah dilanda Covid-19.

Hingga Mei 2021, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, NPF industri multifinance sentuh level 4,05%. Nilai itu tertinggi dibandingkan bulan April dan Februari 2021 yang masing-masing sebesar 3,88% dan 3,93%

"Rasio NPF Perusahaan Pembiayaan Mei 2021 meningkat menjadi 4,05%," kata Ketua OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resmi, Rabu (23/6).  

Sementara itu, piutang perusahaan pembiayaan masih berada di zona kontraksi dan mencatatkan pertumbuhan negatif 13,69% yoy pada Mei 2021 menjadi Rp 362,71 triliun. Padahal pembiayaan Mei tahun lalu masih sebesar Rp 420,25 triliun. 

Baca Juga: Efek Relaksasi, Penyaluran Kredit Konsumsi Mulai Bersemi Kembali

Guna memastikan bisnis multifinance terjaga, OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian sebagai momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional. OJK juga memperkuat sinergi dengan para stakeholders dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.

Selain itu, otoritas juga mendukung penuh upaya percepatan program vaksinasi di tengah tingginya laju penyebaran Covid-19 yang menjadi faktor penting tetap terjaganya stabilitas sektor jasa keuangan dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi. "Percepatan vaksinasi diharapkan akan menciptakan kekebalan komunal yang mendukung mobilitas masyarakat dengan protokol kesehatan yang ketat sehingga perekonomian bisa kembali bergerak," terang Wimboh. 

Memasuki kuartal kedua tahun ini, tampaknya NPF beberapa perusahaan multifinance masih belum stabil. Beberapa perusahaan masih mencatat peningkatan NPF di tengah upaya untuk menjaga ketat kenaikan tersebut.

Baca Juga: Bankir optimistis penyaluran KKB bakal kian melaju pada tahun ini

Ambil contoh, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) per Mei 2021 memiliki NPF di level 3% yang relatif sama dengan periode sama di tahun lalu. Hanya saja, angka tersebut masih naik jika dibandingkan dengan posisi awal tahun dengan NPF relatif lebih baik di level 1,9%.

“Sebagian kenaikan NPF mencerminkan kondisi bisnis yang tidak kondusif akibat pandemi covid-19,” ujar Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila.

Selain itu, Made juga mengungkapkan bahwa naiknya NPF juga dipengaruhi oleh restrukturisasi kredit untuk membantu konsumen. Perlu diketahui, Adira Finance hingga saat ini telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 18,9 triliun. “Kami tetap fokus untuk menjaga kualitas aset ex restrukturisasi covid dan mengakuisisi pembiayaan baru yang berkualitas,” tambah Made.

Baca Juga: Ada Insentif, Laba Multifinance Mulai Terkerek Naik

Sementara itu, BCA Finance memiliki NPF yang berada di level 1,95%. Angka tersebut dinilai jauh lebih baik dibandingkan bulan Mei tahun lalu. Hanya saja, jika dibandingkan dengan awal tahun ini angka tersebut masih meningkat.

“Posisi Januari saya tidak ingat persisnya, tapi masih di bawah 1%. Memang ada kenaikan karena periode sekarang, baru melewati liburan panjang,” ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.

Secara industri, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno optimistis bahwa NPF perusahaan multifinance ini masih akan terus menurun di kuartal kedua 2021. 

Suwandi menilai beberapa perusahaan sudah mulai menyeleksi dengan ketat dalam memberikan kredit ke nasabah karena melakukan pengecekan melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). “Kami menginginkan NPF secara industri bisa kembali ke level seperti sebelum covid yaitu berada di bawah 2%,” tutup dia.

Baca Juga: Industri multifinance sukses raih laba hingga Rp 3,99 triliun pada April 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×