Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Ambil contoh, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) per Mei 2021 memiliki NPF di level 3% yang relatif sama dengan periode sama di tahun lalu. Hanya saja, angka tersebut masih naik jika dibandingkan dengan posisi awal tahun dengan NPF relatif lebih baik di level 1,9%.
“Sebagian kenaikan NPF mencerminkan kondisi bisnis yang tidak kondusif akibat pandemi covid-19,” ujar Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila.
Selain itu, Made juga mengungkapkan bahwa naiknya NPF juga dipengaruhi oleh restrukturisasi kredit untuk membantu konsumen. Perlu diketahui, Adira Finance hingga saat ini telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 18,9 triliun. “Kami tetap fokus untuk menjaga kualitas aset ex restrukturisasi covid dan mengakuisisi pembiayaan baru yang berkualitas,” tambah Made.
Baca Juga: Ada Insentif, Laba Multifinance Mulai Terkerek Naik
Sementara itu, BCA Finance memiliki NPF yang berada di level 1,95%. Angka tersebut dinilai jauh lebih baik dibandingkan bulan Mei tahun lalu. Hanya saja, jika dibandingkan dengan awal tahun ini angka tersebut masih meningkat.
“Posisi Januari saya tidak ingat persisnya, tapi masih di bawah 1%. Memang ada kenaikan karena periode sekarang, baru melewati liburan panjang,” ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.
Secara industri, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno optimistis bahwa NPF perusahaan multifinance ini masih akan terus menurun di kuartal kedua 2021.
Suwandi menilai beberapa perusahaan sudah mulai menyeleksi dengan ketat dalam memberikan kredit ke nasabah karena melakukan pengecekan melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). “Kami menginginkan NPF secara industri bisa kembali ke level seperti sebelum covid yaitu berada di bawah 2%,” tutup dia.
Baca Juga: Industri multifinance sukses raih laba hingga Rp 3,99 triliun pada April 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News