kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

NPF multifinance turun ke level 3,96% per Juni 2021


Kamis, 29 Juli 2021 / 11:08 WIB
NPF multifinance turun ke level 3,96% per Juni 2021
ILUSTRASI. Penjualan?kendaraan bermotor di pusat perbelanjaan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) industri multifinance bulan Juni mulai menunjukkan penurunan setelah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang 2021 di bulan Mei lalu. Hal ini menunjukkan industri ini mulai bisa menjaga tingkat kredit bermasalah meskipun Covid-19 masih terjadi.

Hingga paruh pertama tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPF industri multifinance berada di level 3,96%. Sebagai perbandingan, pada bulan sebelumnya NPF multifinance menyentuh di level 4,05% dan di periode yang sama tahun lalu berada di level 5,17%

"Rasio NPF Perusahaan Pembiayaan Juni 2021 turun pada 3,96 persen," kata Ketua OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resmi, Kamis (29/7).  

Sementara itu, piutang perusahaan pembiayaan masih terkontraksi dan mencatatkan pertumbuhan negatif 11,1% yoy di Juni 2021. Padahal pembiayaan Juni tahun lalu masih sebesar Rp 406,56 triliun. 

Untuk memastikan bisnis multifinance terjaga, OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian sebagai momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional. OJK juga memperkuat sinergi dengan para stakeholders dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.

Baca Juga: Ekonomi nasabah terganggu, penarikan kendaraan oleh multifinance masih marak

Selain itu, OJK juga mencatat pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut terutama di negara ekonomi utama dunia seiring dengan laju vaksinasi dan mobilitas yang mulai kembali ke level prapandemi. 

“Percepatan vaksinasi diyakini menjadi kunci utama untuk membangun imunitas komunal sehingga mobilitas masyarakat bisa kembali normal dan perekonomian kembali bergerak,” ujar Wimboh.

Meski turun, tampaknya NPF beberapa perusahaan multifinance masih belum stabil di paruh kedua tahun ini. Hal ini mengingat kasus pandemi covid-19 kembali meningkat di periode tersebut ditambah dengan PPKM darurat yang mengurangi kemampuan bayar nasabah.

Contohnya, BCA Finance yang hingga Juni 2021 ini NPF nya masih berada di level 4,24%.  Padahal perusahaan menargetkan NPF di akhir tahun bisa mencapai 3,39% di akhir tahun ini.

“PPKM ini pasti akan kembali menyebabkan NPF akan naik,” ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.

Roni menyampaikan saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan oleh perusahaan terkait kenaikan NPF ini. Menurutnya, kondisi saat ini sulit diprediksi karena kondisi diluar kebiasaan.

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman memiliki pendapat berbeda bahwa pihaknya masih optimis kalau NPF dapat terjaga hingga akhir tahun ini. Asal tahu saja, nilai NPF perusahaan hingga Juni ada di angka 1,43% turun dari periode yang sama di tahun 2020 sebesar 1,77% dan NPF Januari 2021 di angka 1,75%.

“Karena kami melakukan assesment cukup ketat jadi profil nasabah benar-benar kita perhatikan,” ungkap Ristiawan.

Selanjutnya: Perusahaan Multifinance Merevisi Target Karena Risiko Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×