kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

NPL komersial BRI tembus 6,06%, kenapa?


Rabu, 08 November 2017 / 10:11 WIB
 NPL komersial BRI tembus 6,06%, kenapa?


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat sampai pada tahun ini, kredit bermasalah (NPL) sektor menengah komersial masih tinggi.

NPL menengah komersial ini terbagi menjadi dua. Pertama sektor kecil komersial yang mempunyai NPL 3,49% turun dari periode sama 2016 3,78%.

Kedua adalah sektor menengah yang sampai kuartal 3 2017 mempunyai NPL 6,06% atau sedikit turun dari periode sama 2016 6,45%. NPL komersial BRI merupakan tertinggi dari seluruh segmen kredit lain.

Sebagai gambaran saja NPL BRI secara umum sampai kuartal 3 2017 sebesar 2,23%. Donsuwan Simatupang Direktur BRI bilang NPL sektor menengah komersial disebabkan oleh sektor perdagangan.

"Karena di daerah, warung tradisional kalah bersaing dengan retail modern dan mulai banyaknya e-commerce," kata Donsuwan kepada KONTAN, Selasa (7/11).

Kalah bersaingnya warung tradisioal ini karena mereka tidak bisa mengimbangi harga murah yang ditawarkan ritel modern. Harga murah oleh ritel modern ini karena mereka membeli ke prinsipal dengan jumlah besar.

Donsuwan menambahkan, diskon yang diberikan prinsipal ke ritel modern ini tidak tanggung-tanggung yaitu 30%. Selain diskon, ritel modern juga mendapatkan bonus, yang semakin meningkatkan keuntungan.

Belum lagi, dengan banyaknya hadir perusahaan dagang online (e-commerce). Hal ini membuat warung tradisional di daerah semakin terdesak.

Untuk menangani NPL menengah komersial, BRI menganjurkan debiturnya masuk ke sektor produktif. Dengan banyaknya perusahaan dagang online bisa memudahkan debitur menengah komersial memasarkan produknya.

Selain itu BRI juga akan terus membekali debitur menengah komersial dengan edukasi terkait peningkatan kapasitas. Jika sudah menjadi NPL, BRI akan terus menggiatkan restrukturisasi lelang dan penjualan jaminan agar NPL bisa teratasi.

Sebagai gambaran, kredit kecil komersial menyumbang 19,6% dari total kredit. Sedangkan kredit menengah menyumbang 3,3% dari total kredit.

Sebanyak 45% portofolio kredit menengah komersial didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Sedangkan dari lokasinya mayoritas yaitu 56% di pulau jawa. Sampai kuartal 3 2017, BRI tercatat melakukan restrukturisasi kredit kecil komersial sebesar Rp 13,8 triliun.

Sedangkan restrukturisasi di kredit menengah tercatat Rp 3,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×