Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) menargetkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga akhir tahun 2014 sebesar 2,5%.
Adapun NPL gross bank dengan kode emiten BJBR per akhir Maret lalu mencatat NPL gross 3,8%, naik 171 basis poin dibanding akhir Maret tahun lalu.
Direktur Utama BJB Bien Subiantoro mengungkapkan, kenaikan NPL gross tersebut terutama berasal dari sektor mikro, dengan rasio kredit bermasalah sebesar 16,4%. Oleh sebab itu Bank BJB akan berfokus pada NPL kredit mikro yang dianggap masih cukup tinggi.
"NPL kredit mikro saat ini 16% pada kuartal I-2014. Kami upayakan pada kuartal II-2014, bisa menjadi 10%," kata Bien, Rabu (30/4). Dia bilang, untuk memperbaiki NPL di segmen kredit ini, Bank BJB akan memperbaiki dan menyempurnakan proses pemberian kredit dan modelnya.
Dengan kondisi yang dialami BJB saat ini, perseroan akan lebih menerapkan prinsip kehati-hatian, karena potensi kredit bermasalah (NPL) masih menghantui di tengah kondisi ekonomi yang belum kondusif.
Lebih lanjut Bien merinci, pada kuartal I-2014 ini, rasio keuangan Bank BJB seperti loan to deposit ratio (LDR) sebesar 78,2%, rasio kecukupan modal (CAR) 16,2%, marjin bunga bersih (NIM) 6,8%, biaya dana (COF) 5,8%, return on asset (ROA) 1,9%, dan return on equity (ROE) 19,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News