Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Permata Tbk (BNLI, anggota indeks Kompas100) membaik di awal tahun 2019 ini. Bank Permata mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp 377 miliar pada akhir Maret 2019 atau meningkat 131% YoY yang disertai perbaikan kualitas kredit.
Perbaikan kualitas kredit ini berhasil menurunkan kebutuhan biaya pencadangan kredit sebesar 71% menjadi sebesar Rp 133 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 465 miliar. Penurunan biaya pencadangan kredit merupakan hasil dari upaya Bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah, baik melalui upaya penyelesaian, restrukturisasi maupun likuidasi.
Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah menilai di kuartal pertama 2019, kinerja perusahaannya meningkat signifikan terlihat dari pencapaian laba operasional, peningkatan kualitas kredit dari rasio NPL yang membaik serta dikontribusi juga oleh peningkatan dalam layanan perbankan digital.
"Seluruh pencapaian ini menjadi fondasi yang penting untuk pertumbuhan berkelanjutan ke depannya,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4).
Sejalan dengan peningkatan laba bersih setelah pajak, rasio Return on Equity (RoE) mengalami peningkatan secara signifikan menjadi 7,6% pada akhir Maret 2019 dari sebelumnya 4% di periode yang sama tahun lalu.
Posisi Net Interest Margin (NIM) juga membaik menjadi 4.0%, dibandingkan posisi Maret 2018 yang sebesar 3.9%. Peningkatan NIM ini sejalan dengan upaya Bank Permata untuk mengelola cost of funds secara efisien walaupun terjadi peningkatan suku bunga di pasar. Di sisi lain pendapatan bunga bersih juga mengalami sedikit peningkatan sebesar 2% YoY menjadi Rp 1,39 triliun pada akhir kuartal I 2019.
Sementara itu rasio BOPO perseroan juga menunjukkan perbaikan di bulan Maret 2019 menjadi 88% dibandingkan 95% di periode yang sama tahun lalu dan sebesar 93% di posisi Desember 2018. Hal ini sejalan upaya Bank Permata untuk terus disiplin dalam menurunkan biaya pencadangan kredit dan mengelola biaya operasional secara efisien.
Ia melanjutkan walaupun terjadi peningkatan volume bisnis, namun tidak terjadi peningkatan biaya operasional selama dua tahun terakhir.
Sampai dengan Maret 2019, Bank Permata membukukan pertumbuhan kredit bruto sebesar 4,7% secara tahunan dari Rp 99,8 triliun menjadi Rp 104,5 triliun. Pertumbuhan kredit ini dikontribusi dari kedua segmen bisnis baik Retail Banking dan Wholesale Banking yang sama-sama tumbuh sekitar 5%.
Dia bilang pertumbuhan kredit di Retail Banking dan Wholesale Banking (Good Book) terus dilakukan secara selektif dengan berlandaskan kepada usaha perbaikan kualitas aset sesuai dengan kerangka kerja manajemen risiko kredit yang lebih prudent. Portofolio kredit Wholesale Banking menunjukkan perubahan kualitas secara positif yang ditunjukkan dengan perbaikan rata-rata tertimbang Credit Grade secara signifikan.
Selama triwulan pertama 2019, pihaknya melihat total operating volume meningkat 36% YoY menjadi 64 juta, dengan Retail Banking naik 31% dan Wholesale Banking naik 113%. Pada periode yang sama, total akun baru yang dibukukan meningkat 239% YoY menjadi 1,78 juta.
Kemudian transaksi digital Bank Permata juga meningkat 25% YoY menjadi 48,3 juta. Volume transaksi berbasis API (Application Programming Interfaces) naik 133% YoY menjadi 8,2 juta selama kuartal I ini. Lalu transfer dana meningkat 19% YoY menjadi 8,7 juta. Transaksi kartu debit dan kartu kredit meningkat 44% menjadi 39,7 juta.
Pada saat yang sama, biaya operasional dan jumlah karyawan kami tetap stabil yang menyebabkan penurunan 29% dalam biaya transaksi unit.
Untuk mengimbangi laju kredit ini, Bank juga menjaga pertumbuhan dana, terlihat dari peningkatan simpanan nasabah (Dana Pihak Ketiga-DPK) sebesar 7% YoY. Kontribusi dari pertumbuhan giro, tabungan dan deposito masing-masing sebesar 2%, 3% dan 11%. Selanjutnya pertumbuhan simpanan nasabah akan lebih diupayakan untuk dikontribusikan dari giro dan tabungan yang merupakan sumber pendanaan yang lebih stabil dan efisien.
Rasio NPL gross dan NPL nett pada posisi Maret 2019 membaik secara signifikan masing-masing ke level 3,8% dan 1,6% dibandingkan dengan Maret 2018 sebesar 4,6% dan 1,7% maupun posisi Desember 2018 sebesar 4,4% dan 1,7%. NPL coverage ratio di Maret 2019 juga terus terjaga baik sebesar 173%, relatif stabil dibandingkan posisi Desember 2018 yang sebesar 176%.
Sejalan dengan upaya Bank Permata untuk menjaga keseimbangan dalam memaksimalkan penyaluran kredit, Bank tetap mengelola likuiditasnya yang tercermin dengan membukukan LDR (Loan to Deposit Ratio) sebesar 87% di Maret 2019. Angka ini cenderung stabil terhadap posisi Maret 2018 dan Desember 2018 masing-masing sebesar 89% dan 90%.
Posisi permodalan juga disebutnya tetap kuat terlihat dari rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 18,3% dan 19,9% (Maret 2019), dibanding 15,1% dan 17,7% pada periode Maret 2018 alias jauh di atas ketentuan minimum modal yang berlaku, setelah memperhitungkan tambahan kebutuhan modal Bank Permata sebagai bank sistemik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News