Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bunga rendah yang ditawarkan perbankan membuat kualitas kredit atau rasio NPL paylater di sejumlah perbankan terjaga dengan sangat baik. Ini tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sejumlah bank yang dicapai di bawah level 1% pada tahun 2024 lalu.
Capaian tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan rasio NPL Buy Now Pay Later (BNPL) pada perusahaan pembiayaan yang terus merangkak naik ke level 2,92% per November 2024.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, bank swasta terbesar ini mencatatkan rasio NPL segmen paylater di bawah 2% pada tahun 2024 lalu. EVP Corporate Communication and Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, meskipun animo nasabah pada Paylater BCA terus meningkat sejak diluncurkan, namun kualitas kredit tetap terjaga di level yang sehat.
"Paylater BCA hadir untuk memberikan layanan pembayaran yang fleksibel serta memastikan keuangan nasabah tetap terkelola dengan baik. Rasio kredit bermasalah (NPL) di segmen paylater terjaga dengan baik, yakni di bawah 2%," ungkap Hera kepada Kontan, Senin (20/1).
Baca Juga: Ketentuan Baru OJK Terkait Pengguna Paylater Tak Berdampak bagi Kredivo
Lebih lanjut Hera menyebut, kehadiran Paylater BCA menegaskan komitmen untuk memperkuat ekosistem digital melalui layanan perbankan sesuai kebutuhan nasabah.
Sejak diluncurkan pada Oktober 2023, pengguna layanan paylater BCA hampir mencapai 150 ribu nasabah hingga September 2024 dengan outstanding mencapai Rp 308 miliar . Jumlah ini tumbuh 169% dibandingkan posisi Desember 2023.
Paylater BCA memiliki limit kredit hingga Rp20 juta dengan suku bunga cicilan kompetitif dari 0% per bulan untuk 1 dan 3 bulan, serta 1,25% per bulan untuk 6 dan 12 bulan, berlaku hingga 31 Maret 2025. Nasabah dapat memanfaatkan fitur ini sebagai alternatif untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS minimal Rp 100.000.
Sementara itu PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga memastikan rasio NPL segmen paylater berada di angka yang sehat dan terjaga, yakni secara keseluruhan NPL kredit berada di level 0,7% per November 2024. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata NPL industri perbankan.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo menyampaikan, pertumbuhan paylater pada tahun 2024 cukup baik yakni meningkat hingga 6 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, meski di tengah kondisi makro ekonomi makin penuh tantangan.
Tingkat pertumbuhan ini selaras dengan tren digitalisasi yang semakin meningkat di masyarakat. Dimana produk BNPL seperti paylater hadir dengan memberikan kemudahan akses kredit dan fleksibilitas pembayaran, khususnya diminati oleh kalangan anak muda.
Baca Juga: NPF BNPL Perusahaan Pembiayaan Meningkat, Begini Penjelasan APFI
Allo Bank memiliki lebih 11 juta nasabah di seluruh Indonesia yang menawarkan beragam produk perbankan berbasis digital. Terkait suku bunga, Allo Bank selama ini menggunakan risk based pricing dimana calon debitur yang high-risk mendapatkan suku bunga yang tinggi, dan sebaliknya calon debitur dengan credit scoring yang baik mendapatkan suku bunga yang lebih atraktif sesuai profil resikonya.
"Dengan mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang penuh tantangan, Allo Bank masih memproyeksikan pertumbuhan double digit untuk kredit hingga akhir tahun 2025," ungkap Indra.
Ke depan, agar nasabah semakin aktif, Allo Bank terus berupaya menjalin kemitraan strategis dengan berbagai ekosistem terkemuka lainnya melalui penerapan model Open Banking dalam upaya mengembangkan ekosistem digital dan meningkatkan nilai layanan finansial yang disediakan oleh Bank secara contextual, terutama untuk sektor-sektor yang dekat dengan aspek-aspek kehidupan nasabah.
Sepanjang tahun 2024, Allo Bank memperluas kemitraan dengan Mobile Operator, platform belanja online, dan merchant lainnya. Promosi melalui kampanye pemasaran digital dan penawaran insentif menarik seperti cashback dan diskon khusus juga akan dilakukan untuk menarik lebih banyak pengguna.
Dengan pendekatan ini, Allo Bank berupaya memperkuat posisinya di segmen retail, meningkatkan volume penyaluran kredit, dan mendukung inklusi keuangan melalui solusi kredit yang inovatif dan mudah diakses.
Selanjutnya: Bitcoin Tembus US$109.000, Catatkan Rekor Baru Jelang Pelantikan Donald Trump
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana? Ini Ramalan Cuaca Besok (21/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News