kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Obligasi jadi andalan investasi Dapen


Selasa, 14 Februari 2012 / 17:25 WIB
Obligasi jadi andalan investasi Dapen
ILUSTRASI. Kendaraan melintas saat hujan deras melanda kawasan Karet Tengsin, Jakarta, Senin (19/10/2020). Cuaca besok di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan petir, menurut ramalan BMKG. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Feri Kristianto |

JAKARTA. Penurunan BI rate ke angka 5,75%, menyebabkan industri dana pensiun (dapen) harus memutar portofolio mereka untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal tahun ini. Deposito tak menjadi pilihan utama mendongkrak imbal hasil investasi.

Saat ini para pelaku industri dana pensiun memilih obligasi korporasi sebagai salah satu instrumen pendongkrak hasil investasi. Kepala Bagian Investasi DPLK BNI, Bintoro Sudarman mengatakan, penurunan BI rate mengakibatkan mereka tidak bisa mematok imbal hasil terlalu tinggi.

DPLK BNI mencatat imbal hasil sebesar 8,72% dari total dana kelolaan sekitar Rp 6,04 triliun tahun lalu. Saat itu masih cukup tinggi, mengingat portofolio investasi 72,67% di deposito dan 27,33% di obligasi serta 1% di pasar uang. DPLK BNI tidak berharap banyak dari deposito. Maka, pengelola berharap, agar peserta mau mengubah portofolio investasi ke obligasi korporasi.

Imbal hasil obligasi korporasi masih lebih menjanjikan dibandingkan Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun-15 tahun dengan imbal hasil 6%, dan pasar uang sekitar 6,6%. "Kami berharap banyak obligasi korporasi jadi pertimbangan tetapi semua dikembalikan ke peserta," kata Bintoro, Senin (13/2).

Direktur Investasi PT Jamsostek (Persero), Elvyn G. Masassya menambahkan, tahun ini lebih baik mengandalkan obligasi. Obligasi korporasi masih bisa memberikan imbal hasil hingga 9,88%.

Tahun ini Jamsostek mematok portofolio obligasi 42,5% dan deposito 29,1%. Sisanya di saham, reksadana, properti, dan penyertaan. Dengan patokan tersebut, Jamsostek menargetkan, imbal hasil investasi Rp 12,1 triliun atau naik 2,5% dari tahun lalu. "Sudah diantisipasi akhir tahun lalu, sepertinya BI rate turun, makanya kami menaikkan obligasi," ujarnya.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), Djoni Rolindrawan mengatakan, imbal hasil 10% saja sudah bagus tahun ini. Djoni menyarankan, jika ingin mengejar investasi, lebih baik mempertimbangkan obligasi korporasi. "Kalau surat utang negara sudah mengecil, satu-satunya yang masih memberikan imbal hasil lumayan di obligasi," ujarnya.

Direktur Utama Dapen Karyawan Taspen, Asiwardi Gandhi mengatakan, pihaknya tetap memasang investasi terbesar di obligasi korporasi 32,06%, dan deposito 29,56%. Sisanya di surat utang negara, saham, reksadana dan penyertaan langsung. "Kami harus kerja keras tahun ini," ujarnya. Dapen karyawan Taspen menargetkan imbal hasil investasi 12% tahun ini, naik dibanding tahun lalu di angka 10,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×