Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan tren restrukturisasi terus turun dari Rp 19 triliun di 2020 menjadi Rp 16,9 triliun di 2021 seiring dengan pulihnya pandemi. Adapun restrukturisasi akibat pandemi ini menyumbang 12% dari total penyaluran kredit persero pada tahun lalu senilai Rp 120,8 triliun.
Direktur Bank OCBC NISP Hartati menyatakan 10% dari total kredit yang direstrukturisasi telah jatuh menjadi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Artinya, sebanyak Rp 1,69 triliun kredit yang direstrukturisasi telah menjadi NPL.
“Kami terus berusaha memonitor perkembangan debitur untuk memastikan debitur bisa melalui pandemi ini dengan baik, sehingga bisa memenuhi kewajibannya,” ujarnya pada Selasa (5/4).
OCBC NISP juga telah melakukan antisipasi dengan meningkatkan rasio cadangan penurunan nilai kredit (CKPN) terhadap NPL dari 233,8% di 2020 menjadi 265,4% di 2021. Hartati menyatakan akan menjaga NPL tetap berada di bawah 3% di sepanjang 2022.
Baca Juga: Kredit Berkelanjutan Bank OCBC NISP Capai Rp 30,89 Triliun, Ini Penopangnya
Asal tahu saja, OCBC NISP mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2021. Bank bersandi saham NISP ini mencatat laba bersih sebesar Rp2,52 triliun di 2021.
Nilai itu meningkat 20% year on year (yoy) dari pencapaian 2020 sebesar Rp 2,10 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 7% yoy dari Rp 7,11 triliun menjadi Rp 7,64 triliun pada tahun lalu.
Juga diiringi dengan penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai sebesar 7% yoy dari Rp 2,45 triliun menjadi 2,28 triliun di sepanjang 2021. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya turun 8% dari Rp 2,24 triliun menjadi Rp 2,05 triliun.
Sedangkan beban operasional meningkat 2% yoy dari Rp 4,12 triliun menjadi Rp 4,21 triliun. Total aset bank tumbuh sebesar 4% menjadi Rp214,4 triliun pada akhir tahun 2021.
Bank OCBC NISP mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6% yoy dari Rp 159,03 triliun menjadi Rp 168,05 triliun.
Kini, DPK didominasi oleh dana murah atau current account and saving accout (CASA) sebanyak 51% serta 49% merupakan deposito.
Baca Juga: Siap-siap, OCBC NISP Bagi Dividen Tunai Senilai Rp 504,8 Miliar
Bank juga berhasil mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 5%, sejalan dengan industri, menjadi Rp120,8 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit ritel.
Fungsi intermediasi ini dijalankan dengan prinsip kehati-hatian, terlihat dari rasio NPL terjaga di bawah rata-rata NPL industri perbankan dan ketentuan regulator, di mana net NPL pada posisi 0,9% dan NPL bruto pada posisi 2,4%.
Bank mampu menjaga rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) di akhir tahun 2021 mencapai 23,0%, di atas level yang dipersyaratkan oleh regulator. Selain itu, Bank juga mampu menjaga rasio efisiensi, Cost-to-Income Ratio dan rasio BOPO yang masing-masing sebesar 43,4% dan 76,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News