kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

OCBC NISP membidik kredit konsumer 20%


Selasa, 01 April 2014 / 14:07 WIB
OCBC NISP membidik kredit konsumer 20%
ILUSTRASI. Promo Tokopedia 8-10 Nov 2022, Cashback Produk Travel & Entertainment Rp500.000


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank OCBC NISP membidik pertumbuhan kredit konsumer sebesar 20% untuk tahun 2014. Pinjaman konsumer terbesar akan mengalir pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR), sisanya ke kredit otomotif dan joint financing melalui multifinance.

Dwidadi Sugito, Secured Loan Division Head Bank OCBC NISP, porsi kredit KPR masih menjadi prioritas yakni 95% terhadap total kredit konsumer, karena segmen ini masih bisa tumbuh dibandingkan yang lain.

"Kami akan membentuk developer fokus untuk mendongkrak pertumbuhan KPR," katanya. Adapun, pihaknya akan bekerjasama dengan 50 developer dengan program variasi bunga KPR, seperti bunga fix rate 10,69% untuk tiga tahun, kemudian bunga floating rate 13,75%. Program bunga KPR dengan bunga JIBOR+3,5% diperhitungkan dengan bunga JIBOR rupiah pada akhir bunga, serta program KPR dengan jangka waktu selama 25 tahun.

Dwidadi menambahkan, khusus KPR diproyeksikan tumbuh 20% pada tahun 2014 atau lebih tinggi dibandingkan dengan realiasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 12%. Adapun, nilai kredit KPR ditargetkan mencapai Rp 15 triliun pada akhir tahun 2014, dari realisasi KPR sebesar Rp 11,5 triliun pada akhir tahun 2013. Pinjaman kredit akan mengalir 60% untuk rumah besar, dan 40% untuk rumah baru. "Kami akan mendorong pembiayaan pada rumah bekas," ucap Dwidadi.

Sedangkan pertumbuhan kredit untuk otomotif dan join financing diproyeksikan tidak akan tumbuh besar, misalnya tumbuh di bawah 5% saja sudah bagus, karena persaingan pembiayaan ke kendaraan motor sangat ketat. Dwidadi menambahkan, untuk meningkatkan pertumbuhan kredit otomotif pada join financing, pihaknya akan bekerjasama dengan 3 sampai 4 perusahaan. "Tahun lalu saja pencairan kredit otomotif hanya Rp 80 miliar, dari pencairan kredit Rp 400 miliar pada tahun 2012," ucapnya.

Adapun, bank milik investor Singapura ini tetap fokus membiayai kredit kendaraan untuk roda empat, mobil baru dan tidak ada refinancing. Pasalnya, sudah banyak bank yang melakukan pembiayaan kendaraan untuk mobil bekas. Namun, kedepan, perusahaan masih membuka peluang untuk membiayai mobil bekas jika pertumbuhan kredit otomotif sudah tumbuh pesat. "Pembiayaan kredit yang rendah itu membuat rasio NPL untuk kredit otomotif rendah," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×