Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Kendati Bank Indonesia (BI) belum menerbitkan aturan main, perbankan kian serius mengembangan layanan keuangan digital (LKD) atau biasa disebut branchless banking. Coba tengok OCBC NISP. Tahun ini, OCBC NISP menyiapkan bujet jumbo untuk pengembangan teknologi informasi (TI), khususnya di saluran elektronik atawa e-channel. OCBC NISP bersiap menggelontorkan dana US$ 2 juta.
"Setengahnya atau US$ 1 juta khusus untuk pengembangan sistem branchless banking," ujar Andreas Kurniawan, Consumer Strategy & Marketing Division Head OCBC NISP, Kamis (6/3). Bisnis branchless banking bahkan sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) pada tahun 2014. "Kami sudah masukan proposal pengajuan izin ke BI dan sedang menunggu. Sejauh ini tidak ada masalah," ujar Andreas.
OCBC NISP optimistis bisa meluncurkan produk branchless banking sebelum akhir tahun. Demi mewujudkan ambisi, OCBC NISP tengah berbincang dengan operator telekomunikasi untuk menjadi mitra. "Targetnya perjanjian kerjasama dengan operator ditandatangani Juni, sehingga produk bisa keluar tahun ini," jelas Andreas.
Rencananya, duet OCBC NISP dengan operator, memungkinkan nasabah branchless banking tarik tunai di ATM dengan nomor ponsel. Nah, bujet US$ 1 juta digunakan OCBC NISP untuk mengembangkan sistem ATM untuk bisa melakukan transaksi tarik tunai tersebut.
Meski baru memulai, OCBC NISP memasang target tinggi. Produk branchless banking diharapkan bisa menyumbang 10% dari total pendapatan non bunga (fee based income) e-channel. Tahun ini, fee based dari layanan e-channel diharapkan menyumbang 3%-5% dari total fee based. "Tahun ini fee based ditargetkan tumbuh 25%," ujar Andreas.
Sepanjang tahun 2013, OCBC NISP membukukan pendapatan non bunga sebesar Rp 879 miliar. Selama ini, layanan pembelian pulsa menjadi kontributor terbesar fee based. "Volume transaksi di ATM mencapai 2 juta per bulan atau 10 besar dari seluruh perbankan," klaim Andreas. Selain mengejar fee based, layanan branchless banking bakal menjadi jurus andalan OCBC NISP mengumpulkan dana murah.
Tahun ini, OCBC NISP membidik pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15%-20% dari posisi akhir tahun lalu yang mencapai Rp 69 triliun. Tahun lalu, pertumbuhan pengguna e-channel lebih dari 100%. Saat ini, pengguna e-channel telah mencapai 10% dari total nasabah OCBC NISP yang lebih dari 1,6 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News