Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksi, pertumbuhan kredit perbankan tahun 2014 akan lebih lambat dibanding tahun 2012 dan 2013. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan, pertumbuhan kredit tahun depan diprediksi berkisar 15,3%-16,6%.
Selain itu, rasio kredit macet juga akan meningkat tahun depan, diperkirakan berada pada kisaran level 2,8%-3,1%.
Meski begitu, PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) memperkirakan pertumbuhan kredit tahun depan akan berada pada kisaran level 20%.
Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, pihaknya optimistis dengan kondisi perekonomian nasional dapat tetap kondusif terlebih dengan adanya gelaran pemilihan umum (pemilu) anggota legislatif dan Presiden pada 2014 mendatang.
"Tahun ini pertumbuhan kredit kami berada di level 21%. Tahun depan kami memperkirakan pertumbuhan kredit berada di level 20%. Kami tetap optimistis dengan ekonomi tahun depan dan tetap waspada dengan gejolak perekonomian global," kata Parwati di Gedung OCBC NISP, Jakarta, Selasa (29/10).
Parwati menambahkan, dari sisi penyaluran kredit, perseroan mencatatkan outstanding kredit pada September 2013 sebesar Rp 61,19 triliun. Angka ini tumbuh 21% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 50,52 triliun.
Lebih lanjut dia menjelaskan, non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pun dijaga pada level 0,7% di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News