Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menutup kuartal III-2015, geliat pertumbuhan kredit industri perbankan nasional mulai terlihat. Penyaluran kredit perbankan secara industri mengalami kenaikan tipis menjadi 10,9% per September 2015 dibandingkan dengan Agustus 2015 di level 10,8%.
Bank Indonesia melansir, peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terutama dalam bentuk kredit produktif, yaitu kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI).
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan, penyaluran kredit korporasi secara selektif masih cukup baik.
Sampai dengan akhir tahun 2015, bank pemilik kode emiten NISP ini menargetkan pertumbuhan kredit korporasi dikisaran 15%-20%. Selain itu, OCBC NISP juga tetap memaksimalkan pertumbuhan kredit sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pada September 2015, data Bank Indonesia menyebutkan, penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami perlambatan. Kredit UMKM yang disalurkan Bank Umum sebesar Rp 715,4 triliun atau tumbuh 9,1% (yoy).
Angka ini melambat dibandingkan Agustus 2015 yang tumbuh sebesar 9,5% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM terutama terjadi pada skala usaha mikro.
Pertumbuhan penyaluran kredit pada sektor properti juga mengalami perlambatan. Penyaluran kredit properti pada September 2015 tercatat sebesar Rp 607,1 triliun. Angka ini tumbuh 13% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2015 yang sebesar 13,5% (yoy).
Perlambatan tersebut terjadi pada kredit konstruksi, real estate, serta KPR dan KPA, masing-masing tumbuh 20,1% (yoy), 20,3% (yoy), dan 7,8% (yoy), turun dari 21,4% (yoy), 20,9% (yoy), dan 8% (yoy) pada Agustus 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News