Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perbankan Indonesia terkenal dalam mencetak laba tinggi. Hal itu dikarenkan tingginya rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang diperoleh. Dimana perbankan di Tanah Air memililiki rasio NIM di atas 5%. Bandingkan dengan NIM negara tentang seperti Malaysia dan Singapura yang cuma 3,2%-3,5%.
Gandjar Mustika, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa saat ini rasio NIM perbankan di Indonesia sudah mulai turun dibandingkan dengan sebelumnya.
Dalam catatan OJK, rasio NIM perbankan pernah mencapai 6,5% yang kemudian turun menjadi 5,43% di Juni 2013. Lalu turun lagi menjadi 4,22% di Juni 2014.
Menurut Gandjar, perlahan-lahan rasio NIM perbankan mulai menyusut akibat dari penurunan bunga deposito, serta rendahnya bunga kredit. Salah satu penurunan NIM juga karena aturan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK). "Kami harapkan rasio NIM bank di Indonesia di bawah 4,5%," katanya, Selasa (26/8). Kedepan, lanjut Gandjar, rasio NIM yang ideal berkisar di 3%-3,5%.
Dengan semakin rendahnya rasio NIM, maka beban bunga kredit kepada nasabah akan semakin rendah. Dan tingkat bunga deposito pun juga akan turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News