kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

OJK catat kredit ekonomi berkelanjutan (ESG) mencapai Rp 809,75 triliun


Selasa, 27 Juli 2021 / 10:15 WIB
OJK catat kredit ekonomi berkelanjutan (ESG) mencapai Rp 809,75 triliun
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong implementasi keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG).

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan saat ini sudah terbentuk inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia yang terdiri dari 13 bank dan PT SMI bergabung untuk mendukung implementasi tersebut. 

“Penyaluran kredit dan pembiayaan kepada sektor ekonomi berorientasikan hijau sudah Rp 809,75 triliun. Diharapkan akan terus berkembang setelah adanya ekonomi hijau yang sudah menjadi prioritas pada Roadmap keuangan berkelanjutan OJK tahap kedua,” ujar Wimboh secara virtual pada Selasa (27/7). 

Sejauh ini, sudah ada penerbitan green bond atau surat utang berbasiskan ESG di pasar modal Indonesia. Terdiri dari PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia (SMI) senilai Rp 500 miliar dengan target issued green bond hingga Rp 3 triliun. 

Baca Juga: Begini upaya OJK mengembangkan KUR pertanian

“Terdapat penerbitan global sustainability dalam bentuk green bond juga sebesar US$ 1,92 miliar ekuivalen Rp 27,4 triliun di Singapore Exchange oleh Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Barito Pacific Indonesia,” papar Wimboh.

Selain itu OCBC NISP juga telah menerbitkan green bond dan gender bond dengan nilai Rp 60 triliun. Penerbitan surat utang ini dilakukan dengan mekanisme private placement dengan International Finance Corporation (IFC).

Wimboh menyampaikan, indeks saham Sri-Kehati yang terdiri dari 15 emiten di pasar modal Indonesia telah digunakan oleh 11 manajemen investasi untuk menerbitkan reksadana ESG. Adapun total dana kelolaan atau asset under management (AUM) indeks ini mencapai Rp 2,5 triliun. 

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan ESG Leaders Index untuk mewadahi permintaan yang tinggi atas reksadana ESG dan Exchange Trade Fund. 

Baca Juga: Klarifikasi Jusuf Hamka soal kritikannya terhadap bank syariah


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×