Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong perbankan untuk gencar menyalurkan kredit hilirisasi pada tahun ini. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah menggencarkan program hilirisasi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan, pada kuartal I/2023 penyaluran kredit pertambangan, termasuk proyek hilirisasi meningkat 43,41% secara tahunan atau year on year (YoY) mencapai Rp237 triliun.
"Kenaikannya cukup signifikan, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit nasional. Risiko kredit pertambangan juga tetap terkendali dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross mencapai 2,31%, di bawah risiko kredit industri perbankan," jelasnya saat rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK secara virtual, Selasa (6/6).
Menurut Dian, kredit hilirisasi memang menjadi target yang terus di dorong dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian. OJK disebut Dian telah memberikan berbagai relaksasi kepada perbankan agar mendorong pembiayaan hilirisasi.
Baca Juga: Bank Syariah Ikut Rasakan Imbas Sentimen Positif Harga Emas
Relaksasi diberikan tidak hanya guna pengembangan di hulu, tapi juga di hilir. Salah satu relaksasi dimaksud yakni OJK memperpanjang kebijakan insentif bagi penyediaan dana kepada debitur untuk sektor produksi dan konsumsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yakni penurunan bobot aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit perbankan menjadi 50% dari sebelumnya yang sebesar 75% hingga 31 Desember 2023.
Menurutnya, meski industri masih mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap untuk mengolah produk dengan tujuan mengurangi emisi karbon, hanya saja itu tetap satu kesatuan di dalam industri berkelanjutan.
Adapun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus memacu penyaluran kredit terhadap sektor ini yang memiliki prospek. Sampai dengan April 2023 total penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only ke sektor hilirisasi telah mencapai Rp 141,86 triliun dengan tren pertumbuhan yang membaik.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan, bahwa hilirisasi industri telah menjadi fokus strategis Pemerintah Indonesia. Hal tersebut tercermin dari neraca perdagangan Indonesia yang surplus sepanjang tahun 2022.
"Di tahun 2023, kami menyakini nilai tambah yang didapatkan dari hilirisasi industri ini dapat menjadi competitive value bagi Indonesia dan akan terus menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Beberapa sub sektor industri pengolahan hilir bank Mandiri di antaranya adalah industri makanan & minuman, industri farmasi, industri pengolahan logam (smelter), industri pupuk, industri kimia, industri pakan ternak dan lain sebagainya.
"Kami memandang sektor-sektor tersebut masih memiliki prospek yang baik ke depannya seiring dengan pemulihan perekonomian Indonesia dan peningkatan demand global. Bank Mandiri sebagai bank wholesale akan mendukung penuh program hilirisasi industri yang pada umumnya bersifat capital intensive, termasuk menjadi katalis untuk pertumbuhan ekosistem dari proyek hilirisasi," jelasnya.
Baca Juga: Tekan Kredit Macet, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Getol Jual Aset-Aset Bermasalah
Selain itu, Bank Mandiri memiliki portofolio guideline yang merupakan arah pertumbuhan kredit secara sektoral, dimana industri pengolahan, termasuk industri hilir merupakan salah satu target prioritas penyaluran kredit dengan pertimbangan prospek yang positif ke depannya dan kualitas yang masih terjaga dengan baik.
Oleh karena itu, dalam mendukung industri hilirisasi Bank Mandiri juga telah memberikan berbagai layanan keuangan kepada sektor tersebut. Termasuk kredit investasi, kredit modal kerja, bank garansi dan produk perbankan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News