Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan untuk meningkatkan kredit ekspor. Hal ini karena potensi kredit ini masih cukup besar untuk dikembangkan.
Hal ini disampaikan Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK dalam acara annual bankers gathering Perbanas, Selasa (16/5). Dorongan OJK ini selaras dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan ekspor.
Wimboh bilang selain mengandalkan komoditas, kredit ekspor ke depan juga didorong agar lebih banyak ke produk olahan atau manufaktur. "Pelaku UMKM terutama nelayan dan perikanan akan dibina dan dibimbing supaya bisa menghasilkan ikan kualitas ekspor," kata Wimboh ketika ditemui setelah acara annual bankers gathering Perbanas.
Selain itu, nantinya pemerintah akan mengintegrasikan UMKM dengan perusahaan yang menjadi offtaker atau pembeli hasil ikan dari nelayan. Perusahaan yang menjadi pembeli hasil ikan petani ini nantinya bisa diorientasikan untuk ekspor.
Selama ini menurut Wimboh, potensi bisnis perikanan belum banyak dimanfaatkan. Oleh karena kredit ke sektor perikanan dan kelautan masih minim. Hal ini disebabkan karena masih minimnya pembinaan kepada nelayan.
Minimnya pengetahuan nelayan ini menyebabkan ketika musim panen banyak nelayan mengeluhkan produknya tidak laku. Karena oversupply dan ekspor juga tidak laku.
Oleh karena itu penting adanya pembinaan nelayan agar produk yang dihasilkan bisa berorientasi ekspor. Nantinya nelayan bisa diberikan kredit usaha rakyat (KUR).
Selain sektor kelautan dan perikanan, sebenarnya masih banyak sektor bisnis lain yang bisa dioptimalkan untuk orientasi ekspor. Sampai kuartal I-2018, OJK mencatat kredit ekspor turun tipis 0,1% yoy menjadi Rp 112,9 triliun. Sedangkan kredit impor kebalikannya naik cukup tinggi 35% yoy menjadi Rp 61,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News