Reporter: Oginawa R Prayogo |
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyusun cetak biru (blueprint) tentang keadaan literasi keuangan di masyarakat Indonesia. Cetak biru ini dimulai dengan pelaksanaan survei terhadap masyarakat untuk mengetahui keadaan literasi keuangan masyarakat.
Kusumaningtuti S. Setiyono, Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen menyampaikan bahwa lembaga super bodi itu telah menyelesaikan survei tersebut di 20 provinsi dengan jumlah 8.000 responden.
"Hasil survei sedang kami tabulasi dan akan diluncurkan pada November 2013," ujarnya di acara Indonesia Financial Expo Forum (IFEF), Jumat (4/10).
Titu, sapaan akrab Kusumaningtuti menyampaikan hasil survei tersebut nantinya akan berupa dua buah indeks, yakni indeks utility dan indeks literasi. Indeks literasi berisi tentang sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap produk keuangan dan investasi. Sementara indeks utility mengukur sejauh mana masyarakat menggunakan produk tersebut.
"Misalkan masyarakat bawah kenal pegadaian atau bank. Kemudian yang ke atas kenal pasar modal," ujar Titu. Dengan begitu hasil survei tersebut akan jadi alat mengukur dan bagaimana edukasi yang tepat sesuai keadaan masyarakat.
Menurut Titu, hasil survei yang akan dirilis sangat penting untuk menyusun strategi edukasi dan sosialisasi literasi keuangan ke seluruh masyarakat Indonesia. "Ini jadi pedoman untuk industri jasa keuangan dan pemangku kepentingan lainnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News