Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank sentral Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas) resmi melakukan perjanjian kerja sama. Kerja sama ini dituangkan dalam letter of intent (LoI) sebagai awal perjanjian bilateral dalam implementasi ABIF (Asean banking integration framework).
Perjanjian kerja sama ini berisi kesepakatan antara OJK dan bank sentral Filipina untuk memulai proses penyusunan perjanjian bilateral dalam kerangka ABIF. Diharapkan kerja sama ini bisa membuka jalan bagi ekspansi perbankan Indonesia ke Filipina.
Menurut Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJ, kesepakatan ini merupakan langkah strategis untuk mewujudkan integrasi sektor jasa keuangan dalam kerangka ABIF.
"Prinsip ABIF adalah mengurangi ketimpangan akses pasar dan menjadikan prinsip resiprokal sebagai pedoman menyusun perjanjian bilateral ke depan," ujar Muliaman ketika memberikan sambutan, Minggu (4/6).
Dengan kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan transaksi perdagangan kedua negara. Seperti diketahui, nilai ekspor dan Impor Indonesia ke Filipina pada 2016, baru mencapai masing-masing 4% dan 1% dari total transaksi perdagangan Indonesia.
Armando M Tetangco Jr, Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas mengatakan realisasi kerja sama ini kedepan bisa diwujudkan dalam perjanjian bilateral.
"Ke depannya diharapkan akan ada dialog lanjutan yang bisa memberikan benefit ke masing-masing pihak," ujar Armando.
Sebagai gambaran, kerja sama dengan Filipina ini merupakan LoI kedua yang ditandatangai OJK dalam kerangka ABIF. Sebelumnya Maret 2016 OJK telah menandatangani kerja sama dengan Bank of Thailand.
Sedangkan ditingkatkan lebih atas yaitu perjanjian bilateral, OJK sudah melakukan dengan Bank Negara Malaysia pada Agustus 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
