Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan nasional terus menunjukkan komitmennya dalam menyalurkan kredit ke sektor hijau atau berkelanjutan.
Meski demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan hijau yang lebih optimal.
Baca Juga: Bank Mandiri Salurkan Kredit Sektor Hijau Rp 294 Triliun pada Kuartal l 2025
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa total kredit hijau yang disalurkan oleh kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 3 dan 4 menunjukkan tren pertumbuhan positif. Sepanjang tahun 2024, kredit hijau yang tersalurkan mencapai Rp 1.452 triliun.
Namun, menurut Dian, pertumbuhan tersebut masih dibayangi sejumlah tantangan struktural dan teknis.
“Proyek hijau umumnya memiliki profil risiko yang lebih kompleks serta tenor pengembalian yang lebih panjang dibandingkan proyek konvensional,” jelas Dian dalam keterangan resmi, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Bank Negara Indonesia (BNI) Telah Salurkan Kredit Hijau Rp 73,5 Triliun Hingga Mei
Selain itu, ketersediaan proyek hijau di dalam negeri juga masih terbatas. Meski menjadi tantangan, kondisi ini sekaligus membuka peluang besar bagi perbankan untuk mengembangkan model pembiayaan jangka panjang yang lebih inovatif.
Bank juga didorong untuk terlibat sejak tahap awal pengembangan proyek (early-stage development) guna mempercepat terbentuknya ekosistem hijau yang berkelanjutan.
Tantangan lainnya adalah minimnya ketersediaan data dan transparansi informasi dalam pengembangan proyek hijau.
Dian menilai hal ini dapat menjadi peluang untuk mendorong adopsi standar pelaporan keberlanjutan yang lebih baik serta meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam penyediaan data yang andal.
"Langkah ini penting agar proses pengambilan keputusan pembiayaan dapat dilakukan secara lebih terinformasi dan bertanggung jawab," kata Dian.
Baca Juga: Kredit Hijau BRI Tembus Rp 89,9 Triliun di Kuartal l 2025
Lebih lanjut, Dian juga menyoroti fenomena global terkait lunturnya komitmen terhadap target nol emisi. Beberapa bank besar dunia tercatat menarik diri dari inisiatif Paris Agreement dan Net Zero Banking Alliance.
"Situasi ini justru membuka peluang bagi Indonesia dan negara-negara di kawasan untuk tampil sebagai pemimpin dalam mendorong transisi energi yang adil dan inklusif secara mandiri," pungkasnya.
Selanjutnya: Amar Bank Kucurkan Dividen Rp 95,47 Miliar
Menarik Dibaca: Ada Diskon Tiket Kereta 30%, 952.639 Tiket Sudah Terjual
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News