kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

OJK: Kredit korporasi sulit tumbuh dua digit


Minggu, 15 Oktober 2017 / 15:48 WIB
OJK: Kredit korporasi sulit tumbuh dua digit


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi sektor kredit korporasi belum bisa mencapai pertumbuhan dua digit sampai akhir tahun ini. Hal ini karena masih lemahnya permintaan kredit secara umum.

Walaupun bank BUMN mencatat realisasi pertumbuhan kredit korporasi cukup tinggi, beberapa bank swasta masih kesulitan mencetak pertumbuhan kredit korporasi di level dua digit.

Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Management Krisis OJK Aslan Lubis bilang, sektor korporasi sampai akhir tahun diperkirakan tumbuh satu digit. "Secara total mungkin kredit hanya tumbuh satu digit, begitupun sektor korporasi," kata Aslan, Minggu (15/10).

Bank BUMN yang sudah melaporkan laporan keuangannya seperti BNI mencatat kenaikan kredit korporasi cukup besar. Kredit korporasi BNI sampai kuartal 3 2017 tumbuh 19,4% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 204,1 triliun.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, peningkatan kredit korporasi didukung kredit infrastruktur yang naik 18,7% yoy. "Kenaikan kredit infrastruktur terutama didorong oleh industri listrik dan jalan tol dan konstruksi baik BUMN maupun non BUMN," katanya, Minggu (15/10).

Di saat bank BUMN mencatat realisasi cukup baik di kredit korporasi, beberapa bank swasta memperkirakan kredit sektor ini masih belum bisa tumbuh kencang.

Bank Permata misalnya, memproyeksi pertumbuhan kredit korpoasi masih belum terlalu kencang sampai akhir tahun. "Masih agak soft sepertinya," kata Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking Bank Permata, Jumat (13/10).

BCA juga memproyeksi pertumbuhan kredit sampai akhir tahun untuk beberapa sektor masih belum terlalu kencang. "Jujur saja, saat ini pertumbuhan kredit masih belum terlalu kencang, kami tidak bisa menentukan mau ke sektor apa," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, Jumat (13/10).

Untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, BCA akan melakukan analisa di semua sektor. Syarat yang harus dipenuhi debitur adalah jaminan cukup dan karakter pemilik usaha yang memadai.

Berdasarkan data OJK, sampai Juli 2017, penyaluran kredit di sektor kontruksi tercatat Rp 238,1 triliun atau tumbuh 24,22% yoy. Seiring pertumbuhan kredit, kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) sektor ini turun 93,3 bps yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×