kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK luncurkan Bali Center for Sustainable Finance


Rabu, 12 Juli 2017 / 15:38 WIB
OJK luncurkan Bali Center for Sustainable Finance


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Universitas Udayana Bali meluncurkan Bali Center For Sustainable Finance (BCSF). Ini sebagai upaya untuk menyediakan informasi terpadu mengenai keuangan berkelanjutan bagi pemangku kepentingan guna mendukung keberhasilan implementasi program keuangan berkelanjutan di Indonesia.

Peluncuran Bali Center For Sustainable Finance di Kampus Universitas Udayana Bali ini dilanjutkan dengan seminar nasional tentang keuangan berkelanjutan dengan tema "Sustainable Finance sebagai Instrumen Kunci Pencapaian SDGs". Acara ini juga sekaligus sebagai acara closing Pilot Project the First Movers on Sustainable Banking dan sosialisasi POJK Keuangan Berkelanjutan.

Kegiatan ini merupakan implementasi roadmap keuangan berkelanjutan 2015-2019 yang telah diluncurkan OJK pada Desember 2014 sekaligus sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pembentukan pusat informasi ini merupakan bentuk dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Pendirian Bali center ini didukung pula oleh Kemenristek DIKTI serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Adapun terpilihnya Universitas Udayana Bali sebagai Center for Sustainable Finance dilatarbelakangi Bali sebagai wilayah wisata di Indonesia yang mempunyai kondisi sosial dan lingkungan hidup yang kondusif untuk pengembangan keuangan berkelanjutan.

Melalui BCSF ini, Muliaman mengharapkan dikembangkannya publikasi ilmiah terkait keuangan berkelanjutan, mengingat penelitian terkait masih sangat terbatas.

"Tentunya dibutuhkan juga dukungan dari Kemenristek DIKTI untuk membantu publikasi ilmiah pada jurnal nasional maupun internasional ke depannya," kata Muliaman dalam rilis, Rabu (12/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×