Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan buku literasi keuangan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berjudul "Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan".
Penerbitan buku literasi keuangan untuk SMP ini dinilai perlu agar siswa sekolah mulai mengenal perencanaan keuangan sejak dini serta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para siswa mengenai produk dan jasa keuangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad mengungkapkan, bahwa OJK sejak tahun 2014 sudah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pelaku industri jasa keuangan untuk menyusun materi literasi keuangan untuk jenjang pendidikan formal tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam bentuk buku.
"Ini merupakan implementasi dari salah satu pilar strategi nasional literasi keuangan yaitu menyusun materi literasi keuangan mencakup seluruh sektor jasa keuangan untuk setiap jenjang pendidikan formal," kata Muliaman saat peluncuran buku di SMP Lab School, Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Adapun untuk tingkat SMP, buku "Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan", diharapkan dapat menjadi buku pengayaan mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial untuk siswa kelas 7, 8 dan 9.
Sebelumnya, pada tanggal 2-3 Februari 2015, OJK menggelar training of trainers yang ditujukkan kepada 66 guru mata pelajaran IPS yang merupakan perwakilan dari seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk membekali materi OJK dan industri jasa keuangan kepada para guru yang akan menjadi perpanjangan tangan OJK dalam menyampaikan materi kepada para siswa di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Dewan Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Kusumaningtuti S. Soetiono menjelaskan bahwa materi yang disampaikan dalam buku untuk SMP ini adalah mengenai pengenalan tentang materi OJK dan industri jasa keuangan yang meliputi perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal, dana pensiun dan pegadaian.
Penyusunan materi buku dilakukan dengan meminta masukan dari perwakilan pelaku usaha jasa keuangan, sehingga materi yang ada dapat menggambarkan industri jasa keuangan secara nyata serta menekankan pada aspek peningkatan pengetahuan dan juga pemahaman, serta keterampilan dan sikap.
Dalam materi ini, para siswa SMP tidak hanya diajarkan teori tapi juga materi pelajaran yang disampaikan dapat mendorong para siswa untuk melakukan pengamatan langsung. Hal tersebut dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan melakukan penelitian sederhana dengan mencari informasi di internet.
Sehingga, para siswa dapat memiliki gambaran nyata mengenai materi yang diajarkan. "Buku ini sangat aplikatif karena dalam proses penyusunannya melibatkan pelaku usaha di sektor jasa keuangan, sehingga materi-materi yang terdapat dalam buku ini merupakan pengetahuan dasar yang mengacu pada praktik dan kondisi riil di lapangan," kata Titu, sapaan akrab Kusumaningtuti.
Buku "Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan" ini, akan diujicobakan penggunaan terhadap 1521 SMP yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini jumlah siswa didik untuk tingkat SMP/ MTs di seluruh Indonesia mencapai 8 juta siswa.
Melalui buku untuk tingkat SMP ini, diharapkan para siswa akan memperoleh bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai penggunaan produk dan jasa keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News